Ketahui Segala Hal Mengenai Covid-19
Halodoc,
Jakarta
- Saat
ini, korban positif virus corona di seluruh dunia sudah di atas angka 100 juta
jiwa. COVID-19 atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
(SARS-CoV-2) merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan manusia. Virus
ini dapat menyebabkan gangguan ringan, berat, bahkan kematian. Berikut ini
serba-serbi mengenai COVID-19.
1. COVID-19 Berbeda dengan Virus SARS
COVID-19
adalah penyakit yang disebabkan oleh Severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2 (SARS-CoV-2), yang termasuk ke dalam keluarga virus corona.
Sedangkan virus SARS, merupakan coronavirus yang diidentifikasi pada tahun 2003
dan termasuk dalam keluarga besar virus corona. Namun, virus SARS berbeda
dengan SARS-CoV-2.
2. Gejala Ringan hingga Berat
Gejala ringan pada pengidap akan menyerupai gejala
flu, yaitu demam, batuk kering, mudah lelah, sakit tenggorokan, sakit kepala,
serta pilek. Jika seseorang mengalami gejala ringan, dengan sistem kekebalan
tubuh yang baik, kondisi tersebut dapat membaik dengan sendirinya seiring
dengan berjalannya waktu dalam 7-10 hari.
Gejala
sedang pada pengidap, yaitu batuk dan demam dalam intensitas yang lebih parah.
Gejala juga berlangsung lebih lama, yaitu 7-14 hari. Bukan itu saja, beberapa
gejala lainnya ditandai dengan:
Napas sesak dan berat.
Mual dan muntah.
Diare.
Mulut kering.
Sakit kepala
Nyeri pada tubuh.
Penurunan nafsu makan.
Penurunan indera penciuman.
Sedangkan
dalam kasus yang berat atau parah, gejala umumnya menyerupai infeksi paru-paru
atau pneumonia. Kondisi tersebut
ditandai dengan sesak napas parah, bahkan saat sedang beristirahat. Selain
sesak napas parah, berikut ini beberapa gejala lainnya:
Demam tinggi lebih dari 7 hari.
Kebiruan pada bibir, kulit, dan wajah.
Nyeri dada.
Kulit terlihat pucat.
Keluar keringat dingin.
Linglung.
Peningkatan detak jantung.
Sakit kepala berat.
Gejala
dalam intensitas yang parah lebih umum terjadi pada pengidap berusia lanjut,
atau seseorang yang sudah memiliki riwayat penyakit tertentu. Beberapa penyakit
tersebut, yaitu:
1. Penyakit
paru-paru kronis, seperti asma dan PPOK.
2. Gangguan
jantung, seperti penyakit jantung koroner dan gagal jantung.
3. Sistem
kekebalan tubuh yang lemah akibat HIV/AIDS, kanker, diabetes, atau prosedur
kemoterapi
4. Obesitas.
5. Kerusakan
organ ginjal atau hati.
3. Penyebaran di 192 Negara
Orang
yang berusia lanjut dan dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya
(seperti, diabetes, dan penyakit jantung), biasanya lebih rentan terkena
COVID-19 dan bisa berdampak menjadi sakit parah. Sejak muncul pada akhir
Desember 2019 di Wuhan, Tiongkok, menurut data real-time dari Johns Hopkins
CSSE (24 Februari 2021 14:22 WIB), virus ini sudah menyebar ke 192 negara di
berbagai dunia, di mana sebanyak 112.116.627 orang terjangkit COVID-19. Korban
meninggal dunia sebanyak 2.485.601 jiwa, sedangkan 63.299.560 orang sudah sembuh
dari serangan virus ini.
4. Belum Ada Bukti Penularan COVID-19 dari Hewan
ke Manusia
Sampai
saat ini, belum ada bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa COVID-19 bisa
ditularkan dari hewan ke manusia, pun sebaliknya. Untuk mengantisipasi berbagai
macam penyakit yang dapat ditularkan oleh hewan, kamu harus melakukan
pencegahan dengan selalu menjaga kebersihan tangan dan tubuh setelah bermain
dengan hewan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga kini belum ada
bukti yang menunjukkan hewan peliharaan dapat menyebarkan virus corona ke hewan
lain, atau ke manusia.
5. Mengurangi Risiko Terjangkit COVID-19
Pemberian
vaksin virus corona tidak akan cukup jika tidak dibarengi dengan beberapa
langkah pencegahan berikut ini:
Sering mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir selama 20 detik hingga bersih.
Hindari menyentuh hidung, mulut, dan wajah saat
tangan dalam keadaan kotor atau belum dicuci.
Tidak kontak langsung atau berdekatan dengan orang
yang sakit.
Tidak menyentuh hewan atau unggas liar.
Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang
sering digunakan.
Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk
dengan tisu. Kemudian, buanglah tisu dan cuci tangan hingga bersih.
Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
6. Waktu Inkubasi COVID-19 dalam Tubuh Manusia
Masa
inkubasi COVID-19 diperkirakan antara 2–11 hari, dan perkiraan ini dapat
berubah sewaktu-waktu sesuai kondisi tubuh masing-masing pengidap. Berdasarkan
data dari penyakit akibat coronavirus sebelumnya seperti MERS dan SARS, masa
inkubasi COVID-19 juga bisa mencapai 14 hari.
Bila
mencurigai diri atau anggota keluarga mengidap infeksi virus corona, atau sulit
membedakan gejala COVID-19 dengan flu, segeralah tanyakan pada dokter. Kamu
bisa bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Dengan begitu,
kamu tidak perlu ke rumah sakit dan meminimalkan risiko terjangkit berbagai
virus dan penyakit. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol
dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc
sekarang juga di App Store dan Google Play!
Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Diakses pada 2021. 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV), Wuhan, China.
Centers for Diseases Control and Prevention.
Diakses pada 2021. If You Have Animals.
Halodoc. Diakses pada 2021. Coronavirus.
The GISAID Global Initiative on Sharing All
Influenza Data. Diakses pada 2021. 2019-nCoV Global Cases (by Johns Hopkins
CSSE).
IDI - Siaran Pers Ikatan Dokter Indonesia. Diakses
pada 2021. Outbreak Pneumonia Virus Wuhan.
WHO. Diakses pada 2021. Can Pets at Home Spread
The New Coronavirus (2019-nCoV)?
WHO. Diakses pada 2021. CORONAVIRUS (COVID-19)
UPDATE NO. 20.
(Note:
Ditinjau oleh: Redaksi Halodoc, 02 Maret 2021).
Artikel ini perlu kita ketahui buat informasi kesehatan.
BalasHapusTerimakasih sudah membaca. Tuhan memberkati. Salam sehat kami.