MEMBALIKKAN HATI MEREKA.(PASSD9T4--21)
(Turn Their Hearts)
“Dan baru di sana engkau mencari Tuhan,
Allahmu, dan menemukan-Nya, asal engkau menanyakan Dia dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu”. (Ulangan 4:29).
Kondisi manusia secara mendasar sudah rusak.
Dalam Rm.3:23 “ Karena semua orang telah
berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Namun, kabar baiknya kita peroleh dalam
Rm.3:24 bahwa kita “dibenarkan dengan
cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus”.
Jadi karena kita ini penuh dosa, maka
PERTOBATAN haruslah menjadi bagian yang utama dari keberadaan kita sebagai
orang Kristen. Saat ini kita akan
melihat ide tentang Pertobatan yang dinyatakan dalam kitab Ulangan.
Roma 3:9-23 mengutip beberapa bagian dari
Mazmur dan Yesaya yang menggambarkan betapa berdosanya kita semua. Pikirkan
tentang konteks di mana Paulus mengutip bagian-bagian itu(perikop2 itu). Roma
3:1-4,24-26.
Jadi, apa saja yang termasuk dalam
pertobatan. Apakah kita benar-benar memahaminya?
“Pertobatan mencakup kesedihan karena dosa
dan berpaling darinya(Sorrow for sin & a turning away from it).
Kita tidak akan meninggalkan dosa kecuali
kita melihat keberdosaannya; sampai kita berpaling darinya dalam hati, tidak
akan ada perubahan nyata dalam hidup.
Ada banyak
orang yang gagal memahami sifat sejati dari pertobatan.
Banyak orang berduka karena mereka telah
berdosa dan bahkan melakukan reformasi lahiriah karena mereka takut bahwa
kesalahan mereka akan membawa penderitaan bagi diri mereka sendiri. Tetapi ini
bukanlah pertobatan dalam pengertian Alkitab.
Mereka meratapi penderitaan daripada/ketimbang
dosa itu. Begitulah kesedihan Esau
ketika dia melihat bahwa hak kesulungan itu hilang darinya untuk
selama-lamanya.
Bileam, ditakuti oleh malaikat yang berdiri menghadang
di jalannya dengan pedang terhunus, mengakui kesalahannya agar dia tidak
kehilangan nyawanya; tetapi tidak ada pertobatan sejati untuk dosa, tidak ada tujuan
pertobatan, tidak ada kebencian terhadap kejahatan. Yudas Iskariot, setelah
mengkhianati Tuhannya, berseru, "Aku telah berdosa karena aku telah
mengkhianati darah orang yang tidak bersalah." Matius 27:4.—Ellen G. White,
Steps to Christ* 23.2-24.
Semua bahasa memiliki idiom (ungkapan).
Idiom adalah ungkapan singkat yang mengatakan satu hal; tapi, semua orang tahu
itu berarti sesuatu yang sangat berbeda.
Dalam bahasa Ibrani ada ungkapan mi yitten yang secara harfiah
berarti “siapa yang akan memberi” atau “siapa yang akan mewujudkannya.”(Dalam
P.L. frasa tersebut menyatakan ide dari sebuah harapan atau keinginan, atau
menggambarkan bagaimana seseorang sangat menginginkan sesuatu.)
Kadang-kadang diterjemahkan hanya
"O"; atau, lebih umum “seandainya saja” seperti dalam ayat 29 di
bawah ini.
Ulangan 5:22-29: ayt 29 “Kiranya hati mereka selalu begitu, yakni takut akan Daku dan berpegang pada segala perintah-Ku, supaya baik keadaan mereka dan anak-anak mereka untuk selama-lamanya.” 29 If only they would always feel like this! If only they would always honour me and obey all my commands, so that everything would go well with them and their descendants for ever.’”—Good News Bible. (Kata “kiranya” yang diterjemahkan dari “mi-yitten”.)
Di sini, Tuhan—Allah Pencipta (Creator God),
yakni Dia yang menciptakan ruang, waktu, dan benda(space, time and matter).
Dia yang mengembuskan kepada Adam napas
kehidupan—mengucapkan satu frasa yang secara umum dikaitkan dengan kelemahan
dan keterbatasan manusia. Disini kita melihat bahwa ada batas2 terhadap apa
yang Allah bisa lakukan di tengah2 pertentangan besar. Penggunaan “mi-yitten” ini menyatakan bahwa
bahkan Allah tidak bisa menginjak-injak kehendak bebas itu; saat Dia melakukan
hal tersebut, maka hal itu bukanlah lagi disebut bebas. Dan sama seperti manusia bebas untuk berdosa,
kita juga bebas untuk memilih Tuhan, untuk memilih terbuka pada pimpinan-Nya,
untuk memberikan respons pada Roh Kudus, bertobat dari dosa2 kita dan untuk
mengikuti Dia. Pada akhirnya, pilihan
itu adalah milik kita, dan itu adalah sebuah pilihan untuk dibuat hari demi
hari, saat demi saat.
Kita perlu mengingat bahwa tiga kali
anak-anak Israel berjanji kepada Tuhan bahwa mereka akan melakukan apapun yang
Dia minta! (Kel.19:8; Kel.24:3, 7)
(Seek Me and Find Me).
Allah mengetahui segala sesuatu sebelumnya. Artinya, Dia mengetahui terlebih dahulu segala sesuatu yang akan terjadi.
Apakah itu tentang bangkit dan jatuhnya
kerajaan2 dunia (Daniel 7) sampai kepada tindakan2 individu hanya beberapa jam sebelum hal itu
terjadi—Mat.26:34 “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malain ini, sebelum ayam
berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Tuhan mengetahui akhir dari permulaan.
Dia adalah Allah, dan ada banyak hal yang
Allah ketahui dan pahami yang tidak kita ketahui dan tidak dapat kita pahami.
Jadi, dalam Ulangan kita melihat bahwa Allah
bahkan meramalkan fakta bahwa anak-anak Israel akan ditawan.
Ulangan
4:25-28)—ayat 27 “Tuhan akan menyerakkan kamu di antara bangsa2 dan
hanya dengan jumlah yang sedikit kamu akan tinggal di antara bangsa-bangsa, ke
mana Tuhan akan menyingkirkan kamu. Ayat 28. Maka di sana kamu akan beribadah
kepada allah, buatan tangan manusia, dari kayu dan batu, yang tidak dapat
melihat, tidak dapat mendengar, tidak dapat makan dan tidak dapat mencium.”
Mengapa anak-anak Israel begitu tergoda
untuk menyembah berhala? Pikirkan semua hal yang disembah oleh orang-orang kafir
pada masa itu. Ulangan 4:15-20.(Berhala, matahari, bulan dan bintang).
Tuhan mengatakan kepada mereka secara khusus
untuk tidak membuat berhala dan tidak menyembahnya.
>>Apa yang menakjubkan dari semua ini
adalah bahwa Allah berulang kali mengatakan bahwa jika anak-anak Israel
akhirnya kembali kepada-Nya, bahkan setelah pergi ke pembuangan, Dia akan
menerima mereka dan memberkati mereka, sekali lagi (Inilah yang Allah akan
lakukan kepada mereka).
Ulangan
4:29-31: “Dan baru disana engkau
mencari Tuhan, Allahmu, dan menemukan-Nya, asal engkau menanyakan Dia dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.
Ul.4:30 “Apabila engkau dalam keadaan
terdesak dan segala hal ini menimpa engkau di kemudian hari, maka engkau akan kembali
kepada Tuhan, Allahmu, dan mendengarkan suara-Nya.”
Kasih karunia Allah itu ajaib. Bahkan setelah mereka jatuh ke dalam kejahatan penyembahan berhala yg.mengerikan—Jika mereka berbalik kepada Tuhan, Dia akan mengampuni mereka dan memulihkan mereka. Ungkapan “kembali” dalam Ul.4:30 berasal dari bahasa Ibrani: “teshuvah” yang berarti “bertobat”.
Jadi Pertobatan, itu merupakan tindakan
kembalinya kita kepada Allah setelah kita dipisahkan dari Dia karena dosa2
kita.
Tema kunci dalam seluruh kitab Ulangan
ialah: Taat kepada Tuhan dan diberkati, tidak menurut dan kamu akan menderita
konsekwensinya. Ini tidak berbeda dalam
Perjanjian Baru, Gal.6:7-8 “Jangan sesat!. Allah tidak membiarkan diri-Nya
dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan
dituainya...dst...
>>Jadi, mengapa dosa begitu alami,
hampir seperti bernafas? Dan apa tanggapan Allah bahkan jika kita pergi sangat
jauh dari-Nya? Ulangan 30:1-10: ayat 3 “maka Tuhan, Allahmu, akan memulihkan
keadaanmu dan akan menyayangi engkau. Ia akan mengumpulkan engkau kembali dari
segala bangsa, ke mana Tuhan, Allahmu, telah menyerakkan engkau.”...dst.
(Jika mereka mau kembali/Teshuvah—dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu (Ul.30:10).
Idenya
sederhana: Jika Anda mengacaukan/berantakan (mess up), konsekwensi yang mengerikan
akan terjadi pada Anda dan keluarga Anda. Itulah yang dilakukan oleh dosa. Namun, terlepas dari itu, Anda dapat
bertobat, dan Tuhan akan mengangkatmu dan memberkatimu.
Ulangan 30:1-10—menyatakan kasih karunia dan
kebaikan Allah bagi orang-orang yang murtad dan berdosa.
Mereka harus membuat pilihan untuk kembali
kepada Allah dan menaati-Nya dengan segenap hati mereka. Karena jika hati mereka benar dengan Allah,
tindakan mereka akan mengikutinya: artinya mereka akan menjadi orang-orang yang
menurut.
Itu sebabnya mereka diberi janji: Jika
mereka “berbalik” kepada Tuhan secara tulus kepada-Nya, Dia akan “menyunat”
hati mereka.
>>Tapi, mari kita jujur. Pertobatan
bukanlah pilihan yang sederhana. Ini melibatkan perubahan total dalam berpikir.
Allah bersedia mengubah hati kita jika kita mau mengizinkan Dia melakukannya.
Dan jika hati kita berubah, tindakan kita akan berubah. Itulah yang disebut
dengan penurutan.
“Semua ketaatan sejati berasal dari hati. Itu adalah pekerjaan hati dengan Kristus. Dan jika kita setuju, Dia akan mengidentifikasi diri-Nya dengan pikiran dan tujuan kita, jadi padukan hati dan pikiran kita sesuai dengan kehendak-Nya, sehingga ketika menaati-Nya kita hanya menjalankan dorongan hati kita sendiri. Kehendak, yang dimurnikan dan disucikan, akan menemukan kesenangan tertinggi dalam melakukan pelayanan-Nya. Ketika kita mengenal Allah sebagai hak istimewa kita untuk mengenal Dia, hidup kita akan menjadi kehidupan penurutan yang terus-menerus. Melalui penghargaan akan karakter Kristus, melalui persekutuan dengan Allah, dosa akan menjadi kebencian bagi kita”.—Ellen G. White, Desire of Ages* 668.3.
(Pertobatan
yang sejati adalah lebih daripada bersedih karena dosa. Itu adalah suatu
tindakan untuk berpaling dari dosa”.)
—Alfa dan Omega, jld.2, hlm.181).
(Repent And Be Converted):
Perjanjian
Baru dipenuhi dengan ide/gagasan tentang Pertobatan. Faktanya, Yohanes Pembaptis memulaikan
pelayanannya dengan panggilan untuk bertobat.
Ketika Petrus berbicara kepada umat itu,
setelah kebangkitan Kristus pada hari besar Pentakosta, dia membuat komentar
ini:
Kisah 5:31 “Dialah yang telah ditinggilan
oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.” (Ini ide pertobatan yang dipantulkan
dalam P.B. sama seperti yang dinyatakan dalam kita ulangan. Juga dalam Kisah 2:37).
Baca Markus 1:15. “kata-Nya:”Waktunya telah
genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.”
Apa
yang Yesus katakan? Mengapa Dia menghubungkan pertobatan dengan Injil?
Jadi,
apa urutan yang mempengaruhi orang-orang yang kembali kepada Allah? Apa hubungan
antara pertobatan, berbalik, pembenaran, dan pengudusan? (Repentance,
Conversion, Justification, and Sanctification).
Perhatikan kata-kata menarik dari Ellen
White ini.
“Dalam setiap langkah maju dalam pengalaman
pengikut Tuhan, pertobatan kita akan menjadi lebih dalam. Kepada orang yang
telah diampuni Tuhan, terhadap orang yang telah diakui-Nya sebagai umat-Nya, Ia
berkata, ‘Dan kamu akan teringat kepada kelakuanmu yang jahat dan perbuatan2mu
yang tidak baik dan kamu akan merasa mual melihat dirimu sendiri karena
kesalahan2 dan perbuatan2mu yang keji’ Yeh.36:31.
Sekali lagi Ia berkata, ‘Aku akan meneguhkan
perjanjian-Ku dengan engkau dan engkau akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan, dan
dengan itu engkau akan teringat-ingat yang dulu dan merasa malu, sehingga
mulutmu terkatup sama sekali karena nodamu, waktu Aku mengadakan pendamaian
bagimu karena segala perbuatanmu, demikian firman Tuhan Allah’ Yeh.16:62,63.
Lalu bibir kita tidak akan dibuka untuk
memuliakan diri sendiri. Kita akan tahu bahwa kekuatan kita adalah dalam
Kristus saja. Kita akan menjadikan
pengakuan rasul menjadi pengakuan kita, ‘Sebab Aku tahu, bahwa di dalam aku,
yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik.’ ‘Tetapi aku
sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita, sebab olehnya
dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia’”
(Galatia 6:14 –E.G.White, Seri Membina,
jld.5,hlm.119).
“Kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada
pertobatan’ Rm.2:4. Sebuah rantai emas, pengasihan serta kasih sayang dari
kasih Ilahi, disampaikan kepada setiap jiwa yang terancam bahaya. Tuhan berkata,
‘Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih
setia-Ku kepadamu’”
(Yer.31:3)—E.G.
White, Seri Membina, jld.5, hlm.152.
Tapi, kembali-- harus mencakup perubahan
hati yang sejati.
Kita telah belajar dalam pelajaran kita minggu ini bahwa Allah akan menerima kembali siapa saja yang benar-benar mau kembali (willing to really come back).
Komentar
Posting Komentar