EBEN-HAEZER


“SAMPAI DISINI TUHAN MENOLONG KITA”

 Pendahuluan:

   Ada sebuah syair sederhana tetapi menguatkan berbunyi:

   “Kemarin Tuhan menolong saya,

   Hari ini Dia berbuat yang sama.

   Berapa lama ini berjalan?.

   Selamanya—Puji nama-Nya.

Diskusi:

   Sdr2ku, Allah yang sama yang telah menolong kita tahun yang lalu—sekarang sedang menolong kita pada hari ini, akan terus menolong kita melalui SEMUA hari di masa depan kita, dan sampai Akhir zaman. Raja Daud menulis dalam Mazmur 54:6 “Sesungguhnya, Allah adalah penolongku, Tuhanlah yang menopang aku”. (v.4 “Behold, God is mine helper: The Lord is with them that uphold my soul”---bd.Is.41:10)

   Sdr2ku,...Salah satu masalah yang dihadapi oleh manusia adalah INGATAN!. 

   Terlalu sering kita MENGINGAT hal yang seharusnya kita LUPAKAN, dan LUPA apa yang sebenarnya harus kita INGAT.   Allah berkata dalam Yesaya 43:25 “Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu”. 

   Jadi Tuhan mengatakan: “Dosa2mu dan kejahatan2mu tidak Aku ingat lagi”.

   Tetapi banyak orang Kristen yang hidup tertekan karena mengingat dosa-dosa yang sudah Allah lupakan.

   Rasul Paulus menyatakan dalam Filipi 3:13 “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya,, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku”. 

   Akan tetapi begitu banyak yang masih saja terikat pada KEGAGALAN dan KESALAHAN dalam waktu yang lama.

   Pada saat ini marilah kita meminta kepada Allah, INGATAN yang kuat terhadap pertolongan (berkat2) yang telah Dia berikan kepada kita pada waktu2 yang lalu. 

   Dan apabila karena sesuatu hal, kita merasa putus asa dan mulai takut menghadapi hari yang akan datang, maka INGATLAH Tuhan yang telah memelihara kita sampai pada saat ini dan Dia tidak akan meninggalkan kita.

   Bila kita mempelajari Kitab Ulangan Fsl.8 maka pokok pembicaraan disini adalah: Mengingat Pertolongan dan Pemeliharaan Allah. 

   Dalam buku Ulangan Fsl.8 ini, Musa sedang mempersiapkan bangsa Israel untuk memasuki tanah Perjanjian.

   Bagaimana Musa melakukannya?.  Musa memperingatkan mereka, baha selama 40 tahun, Allah telah memelihara mereka dan pemeliharaan Allah itu tidak akan berhenti meskipun mereka menyeberangi sungai. 

   Musa berkata dalam Ulangan 8:2 “Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kau lakukan atas kehendak Tuhan, Allahmu, di padang gurun selama 40 tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak”.

   Itulah sebabnya Musa memerintahkan para bapa di Israel untuk memberikan pelajaran Firman Allah kepada anak2 mereka dan mengingatkan hal-hal yang besar yang telah dilakukan Allah kepada mereka. 

   Sdr2ku,...Pada waktu lalu Allah telah menolong kita, sebab kalau tidak, maka kita tidak berada disini pada saat ini.

   Ilustrasi: Kita bayangkan bahwa kita sedang menempuh suatu perjalanan MENDAKI GUNUNG (Melintasi Alam).  Kita tentu berjalan menuruni lembah dan melewati sawah, mendaki bukit serta menyeberangi parit. Tentunya kita tidak terus menerus berjalan.

   Ada saat2 dimana kita BERHENTI dan DUDUK SEJENAK.  Selain beristirahat...apa yang kita perbuat pada saat PERHENTIAN?. 

   Tentu mungkin kita mempelajari PETA dan LOKASI.  Dimana kita sekarang berada?.  Sudah berapa jauh jarak yang kita tempuh dan berapa jauh jarak yang masih harus kita jalani?. 

   Kita melihat ke lembah2 yang telah kita lewati dan kita memandang ke bukit2 yang masih harus kita daki. 

   Kita membuat EVALUASI dan MENENTUKAN ORIENTASI.  Kita MENGKONSOLIDASI diri.

   Sdr2ku yang kekasih,..Ada juga kisah tentang  Nabi Samuel yang menempuh sebuah perjalanan.  Yang ditempuhnya bukan perjalanan REKREASI MENDAKI GUNUNG, melainkan perjalanan untuk mempertahankan kedaulatan umat Israel dari kuasa bangsa Filistin (Antara Mizpa & Yesana). 

   Samuel pada saat itu menjadi pemimpin perjalanan. Di suatu tempat Samuel dan rombongannya berhenti (di Mizpah). Disana Samuel pun membuat Evaluasi dan menentukan orientasi perjalanan serta mengkonsolidasi rombongannya.

   Lalu, apakah perasaan Samuel ketika ia melakukan hal itu?.

   Menurut 1 Samuel 7:12 “Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya EBEN-HAEZER; katanya: “SAMPAI DISINI TUHAN MENOLONG KITA”.  Secara Harafiah Eben-Haezer berarti: “Batu pertolongan”.  Di saat perhentian itu Samuel dan rombongannya mengaku bahwa Tuhan menolong perjalanan mereka.

   Dengan rasa terimakasih, Samuel menyimpulkan evaluasi perjalanan: “Sampai disini Tuhan Menolong kita”.

   Sdr2ku,...Hidup adalah ibarat perjalanan. Ada pelbagai momen dimana dimana kita berhenti sejenak dan merenung tentang hidup yang sedang kita jalani, seperti pada ‘PERGANTIAN TAHUN”. 

   Inilah saatnya kita “Tutup Buku” sambil merenungkan apa yang sudah dan apa yang belum kita perbuat sepanjang tahun atau apa “DEBIT-KREDIT” kita dihadapan Tuhan.

   Tiap kali kita membuka babak baru dalam hidup, seperti pergantian tahun: Ini merupakan saat2 perhentian untuk merenungkan: “Apa arti hidup kita bagi sesama”?. 

   Saat menyimak ulang, arah perjalanan hidup.

   Bahkan sebenarnya tiap hari, perlu ada saat dimana kita berhenti sejenak dan merenungkan langkah2 kaki kita dalam perjalanan hidup ini.

   Lalu, apa dan bagaimana perasaan2 kita pada saat2 seperti ini?.

   Tentu dengan merasa lega, kita menarik nafas panjang dan mengaku bahwa: walaupun perjalanan kita berat dan susah, namun kita telah tiba dengan selamat disaat dan tempat ini.

   Mungkin saja dalam perjalanan ini kita tergelincir dan tersandung, jatuh-bangun, mengalami pahit getir, namun kita sudah berhasil melewati itu dengan selamat. 

   Tuhan Allah sudah menolong kita sampai sejauh ini. EBEN-HAEZER. (Sampai disini Tuhan telah menolong kita).

   Tetapi perjalanan kita belum selesai. Ini hanya sebuah saat perhentian. Kita masih perlu meneruskan perjalanan.

   Kita memandang ke depan, ke lembah-lembah dan bukit2 yang terbentang luas dan jauh. Perjalanan kita masih panjang.

   Mungkin akan ada banyak rintangan dan kesulitan.  Jalan di depan kita tidak mudah (It’s not an easy road). 

   Bagian yang TERBERAT dan TERSULIT mungkin justru masih harus kita hadapi.

   Akibatnya kita bisa jadi merasa cemas dan kuatir tak menentu.    Itulah perasaan2 yang wajar muncul disaat perhentian. Kita melihat ke belakang,..lalu kita merasa LEGA dan BERSYUKUR.   Kita menatap ke depan,..lalu kita merasa cemas dan tak menentu.     Karena itu, selain menoleh ke belakang dan menatap ke depan saat perhentian (Seperti pergantian tahun ini), adalah juga waktu untuk MENENGADAH KE ATAS dan mempercayakan perjalanan hidup kepada tuntunan tangan Tuhan. 

   Bukan kepada para normal, seperti yang banyak orang lakukan dewasa ini (seperti para Selebritis lakukan untu mengetahui keberuntungannya di masa yang akan datang).

   Sdr2ku,..Pada saat ini kita perlu melakukan 3 hal yang perlu untuk PERJALANAN :

1.  Menoleh/menengok ke belakang.

2.  Menatap ke depan, dan

3.  Menengadah ke atas.

   Hal-hal ini akan membuat kita merasa mantap untuk berkata: EBEN-HAEZER (Sampai disini Tuhan menolong kita). 

   Hidup memang tidaklah mudah. Namun, kalau kita menengok kebelakang, menatap ke depan dan menengadah ke atas dengan ber-iman, maka hidup ini terasa indah. Kita jadi merasa bahwa hidup ini sungguh berharga. 

   Tuhan Allah sendiri menghargai hidup kita. Ia menolong kita menapaki perjalanan hidup kita di tahun yang baru. 

   Ada sebuah bahasa Latin: “CARPE DIEM”, yang artinya: “PETIKLAH HARI”. Maksudnya: “Manfaatkanlah Hari”, jangan sampai ada hari yang terlewat tanpa arti /jangan sampai ada hari yang menjadi sia-sia karena kita hanya bermalas-malas tanpa memberi ISI kepada hari itu.  Itulah CARPE DIEM—jangan sampai ada hari yang menjadi rusak karena kita mewarnainya dengan Rasa Benci, Iri atau Cuma memikirkan diri sendiri.

   Jangan sampai ada hari yang terlewat tanpa sukacita.

   Sdr2ku yang kekasih,....merenung seperti ini, membuka mata kita untuk mengaku bahwa: Perjalanan hidup ini sebetulnya sangat indah. 

   Karena itu, marilah kita meneruskan perjalanan ini.  Tuhan masih menerbitkan matahari. Kita masih bernafas.

   Sebab itu, sdr2 dan saya tidak perlu menyusahkan diri tentang waktu yang lalu dan cemas tentang hari yang akan datang, sebab Allah adalah Penolong kita yang tidak pernah gagal.

   Konklusi:

   Pemeliharaan Allah Allah terhadap milik-Nya bukan hanya sewaktu-waktu tetapi terus menerus. 

   Kami ucapkan: Selamat Tahun Baru!,  Mari kita sambut Tahun Baru 2022 dengan  semangat yang tinggi dengan kebersamaan untuk tetap selalu berbuat damai terhadap sesama kita dan dengan iman yang bertumbuh di dalam Yesus Kristus. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IBADAH MEMASUKI RUMAH BARU

LYRIC LAGU (2)

WAKTU TUHAN PASTI YANG TERBAIK.