ANAK YANG DIJANJIKAN (PASSD3T1-2022)

ANAK YANG DIJANJIKAN (The Promised Son)
“Ketika Adam dan Hawa pertama kali mendengar
janji itu, mereka mencari pemenuhannya dengan cepat. Mereka dengan gembira
menyambut putra sulung mereka, berharap bahwa dia adalah Pembebas. Tetapi
pemenuhan janji itu tertunda.”—Ellen G. White, Desire of Ages* 31.2.
Janji itu kemudian dikonfirmasi kepada Abaraham. Allah berjanji
kepadanya bhw dia akan memiliki “benih” seorang Anak yang melaluinya semua
bangsa di bumi akan diberkati.(Kej.22:16-18.Gal.3:16) Dan Allah melalukan hal
yang sama dengan Daud. Dia berjanjia kepada Daud bahwa putranya akan diangkat
oleh Allah sebagai putra-Nya sendiri dan akan ditetapkan sebagai penguasa yang
benar atas semua raja di bumi (2 Sam.7:12-14; Maz.89:28-30). Apa yang Adan dan
Hawa, Abraham, atau Daud mungkin tidak pernah bayangkan, bagaimanapun, adalah
bahwa Putra Penebus mereka adalah Allah sendiri.
MINGGU: DI HARI-HARI TERAKHIR INI (In
these Last Days).
4. Paulus menyarankan kepada kita bahwa
dia hidup “pada hari-hari terakhir.” Apa yang dia maksud dengan hari-hari
terakhir? Tidak diragukan lagi, dia berpikir bhw dia tinggal dekat dengan kedatangan
Yesus Kristus yang kedua kali.
Banyak ungkapan dalam Alkitab berbicara tentang hari-hari terakhir atau
hari-hari terakhir(latter days) dan beberapa, sampai ke zaman kita, bahkan
menggambarkan/describe the “time of the end”-- ”akhir zaman”. (Lihat Daniel
12:4.)
5. Apa yang harus kita simpulkan dari
semua perikop ini? Kitab Suci tampaknya berbicara tentang hari-hari terakhir
yang dimulai dengan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus dan berlanjut
melalui semua peristiwa selama 2000 tahun berikutnya hingga kedatangan kedua
kali. Sejumlah perikop dalam Perjanjian Baru mengajarkan kepada kita bahwa
dengan janji Yesus datang banyak janji lain: (1) Kebangkitan di masa depan/a
future ressurrection, (2) ciptaan baru/a new creation, (3) hati baru yang hidup
dalam kerjasama penuh dengan Allah/ new hearts living in full cooperation with
God, (4) kerajaan yang permanen dan sempurna diperintah oleh Yesus/a permanent
and perfect kingdom ruled by Jesus, (5) kedatangan kedua, dan akhirnya, (6)
kedatangan ketiga yang diungkapkan hanya kepada Yohanes.
SENIN: ALLAH TELAH BERBICARA KEPADA KITA
OLEH ANAK-NYA.
Ibrani 1:1-4: (Baca Ayat Inti…)
6. Jelaslah, kebesaran dan identitas
Putra Allah yang sejati adalah penekanannya. Sementara Allah telah berbicara
kepada umat-Nya dalam banyak dan cara yang berbeda di masa lalu, wahyu
terakhir-Nya datang melalui Yesus Kristus sendiri, Anak Allah yang ilahi. Dan
wahyu yang dijanjikan itu akan lebih unggul dari wahyu sebelumnya.
7. Jadi, mengapa Allah gagal mencapai
apa yang Dia ingin lakukan bagi dunia melalui umat-Nya dalam Perjanjian Lama?
Mempertimbangkan sejarah panjang kegagalan itu, (Apakah kita berani berbicara
tentang tindakan Allah sebagai kegagalan?) apa yang Dia capai dalam kehidupan
dan kematian Yesus yang belum pernah ditunjukkan, bahkan ke alam semesta yang
memandang?.
(to the unlooking universe).
8. Dalam ayat-ayat ini, dengan jelas,
Paulus mengatakan kepada kita bahwa Yesus Kristus, bayi laki-laki yang lahir
dari Maria di Betlehem tidak lain adalah Allah sendiri yang berwujud manusia.
Pada saat yang sama, Dia sepenuhnya manusia dan sepenuhnya Allah.(100 % manusia
dan 100% Allah).
SELASA:IA ADALAH CAHAYA KEMULIAAN ALLAH.(Ibrani
1:3)
9. Terkadang, kehadiran Allah---
kemuliaan-Nya─ digambarkan sebagai api. Yehezkiel, dan bahkan Paulus di akhir
Ibrani, menggambarkan kehadiran Allah sebagai semacam api. (Yehezkiel 1:27-28;
Ibrani 12:29) Tidak diragukan lagi, uraian ini diperlukan karena kita tidak
memiliki kata lain untuk menggambarkan cahaya atau pancaran Allah. (Lihat
Yesaya 33:10-16.) Bagaimanapun, Kitab Suci menegaskan bahwa dalam
keilahian-Nya, Kristus adalah sama persis dan gambar yang sempurna dari Allah
Bapa. (Yohanes 14:9)
Dalam P.L –kemuliaan Allah mengacu pada kehadiran-Nya yang terlihat di
antara umat-Nya (Kel.16:7; Kel.24:16,17; Im.9:23; Bil.14:10). Kehadiran ini
sering dikaitkan dengan terang atau pancaran cahaya. Yesus Kristus adalah
terang yang datang ke dunia ini untuk mengungkapkan kemuliaan Allah. Sama seperti matahari tidak dapat dilihat
kecuali oleh pancaran cahayanya, Allah juga dikenal melalui Yesus. Dari sudut pandang kita, keduanya adalah satu.
Karena kemuliaan Allah adalah terang itu sendiri, tidak ada perbedaan dalam
wujud nyata, antara Allah dan Yesus, sama seperti tidak ada perbedaan antara
cahaya dan pancarannya.
RABU: MELALUI SIAPA DIA MEMBUAT ALAM
SEMESTA.
10. Informasi lain yang membingungkan
dari Perjanjian Lama dan Baru adalah bahwa Allah menciptakan dan Anak
menciptakan. Hal yang sama berlaku ketika berbicara tentang kebangkitan Yesus.
Jadi, yang mana itu? Apakah Anak hanya alat di tangan Allah untuk melakukan
penciptaan? Ada kesepakatan yang sempurna antara Putra dan Bapa dalam
perencanaan dan pelaksanaan penciptaan dunia kita.
Kitab Ibrani menegaskan bahwa Allah menciptakan dunia “melalui” atau
“oleh” Yesus dan bahwa Yesus menopang dunia dengan firman-Nya yang berkuasa.
11. Tapi, Allah melakukan lebih banyak
untuk kita daripada hanya menciptakan kita. Kitab Suci menegaskan bahwa seluruh
keberadaan kita setiap hari dan setiap menit ditopang oleh Allah. (Ibrani 1:3;
Kolose 1:17; dan Kisah Para Rasul 17:25,28)
“Organisme fisik manusia berada di bawah pengawasan Tuhan; tetapi tidak
seperti jam, yang diatur dalam operasi, dan harus berjalan dengan sendirinya.
[Itulah ajaran para Deist.] Jantung berdetak, nadi berganti nadi, nafas
berganti nafas, tetapi seluruh makhluk berada di bawah pengawasan Tuhan.
“Kamu adalah peternakan Allah(God’s husbandry),
kamu adalah bangunan Allah.” Di dalam Allah kita hidup dan bergerak dan
memiliki keberadaan kita. Setiap detak jantung, setiap nafas, adalah inspirasi
dari dia yang menghembuskan nafas kehidupan ke dalam lubang hidung
Adam,―inspirasi dari Allah yang selalu hadir, AKU yang agung.―Ellen G. White,
Review and Herald, * 8 November 1898, par. 13; Komentar Alkitab SDA,* vol. 1,
1081.6.
KAMIS: ENGKAU TELAH KUPERANAKKAN PADA
HARI INI
12. Tapi, ada satu tantangan lain yang
harus kita hadapi. Apa maksud Allah ketika Dia berkata, “Pada hari ini Aku
memperanakkan Engkau” sebagaimana dicatat dalam Ibrani 1:5 (NKJV*)?
13. Saat kita melihat Kitab Suci untuk
menentukan apa arti ungkapan ini bagi para pendengar aslinya, kita menyadari
bahwa pada kesempatan lain Allah menyatakan bahwa Dia memperanakkan anak-anak
Israel. Allah juga berkata: "Aku akan menjadi bapanya, dan dia akan
menjadi anakku," berbicara tentang Salomo sebagaimana dicatat dalam 2 Samuel
7:12-14 (GNB*). Ada beberapa waktu khusus ketika Yesus “diangkat” atau diakui
oleh Allah sebagai Anak-Nya. Dia telah dipasang dengan cara baru yang bisa
menggenapi pernyataan ini pada saat pembaptisan-Nya ketika Bapa turun ke
atas-Nya dan berkata, “Inilah Putra-Ku yang terkasih.” (Matius 3:17, KJV*)
Namun, pengangkatan terakhir Yesus adalah ketika Yesus kembali ke surga dalam
wujud manusia-Nya dan duduk di sebelah kanan Allah. Tidak pernah ada waktu
ketika Yesus Kristus tidak ada.
(There was never a time when Jesus Christ did not exist). Kita tidak
dapat berbicara tentang kelahiran-Nya. (Ibrani 13:8)
14. Perhatikan kata-kata Ellen White
yang sangat penting tentang pernyataan berikut:
“ Perkataan yang diucapkan kepada Yesus di Yordan itu, “Inilah Anak-Ku
yang Aku berkenan”, meliputi seluruh umat manusia. Allah berbicara kepada Yesus
selaku wakil kita. Dengan segenap dosa dan kelemahan kita, tidak dibuangkan-Nya
kita sebagai tidak berharga. “Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula
oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya…supaya terpujilah kasih
karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang
dikasihi-Nya”. Epesus 1:5,6. Kemuliaan yang hinggap atas Kristus itu ialah
janji tentang kasih Allah bagi kita…Cahaya yang turun dari pintu gerbang yang
terbuka ke atas kepala Juruselamat kita,
akan turun pula ke atas kita apabila kita berdoa memohonkan bantuan untuk
melawan pencobaan. Suara yang berbicara kepada Yesus itu berkata kepada setiap
jiwa yang percaya, ‘Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan’—E.G.White,
Alfa dan Omega,jld.5, hlm.113.
15. Jadi, mengapa Allah perlu mengambil
langkah terakhir dengan mengutus Anak-Nya sendiri untuk mewakili diri-Nya di
bumi ini? Pikirkan perumpamaan Perjanjian Baru tentang petani yang mengutus
putranya; para pekerja membawanya ke luar kebun anggur dan membunuhnya. (Markus
12:1- 9)
16. Saat kita menelusuri kitab Ibrani,
kita melihat bahwa Kristus dianggap sebagai: (1) Lebih tinggi dari para
malaikat; (2) Lebih tinggi dari Musa, bapak bangsa Ibrani; dan (3) Lebih tinggi
dari para nabi. Jadi, apa yang Kristus lakukan yang membuat pelayanan-Nya
begitu unggul?/superior?. Untuk mewakili Allah,
tidak ada yang bisa melakukannya sebaik Allah
sendiri.
17. Untuk memahami dengan jelas kitab
Ibrani, kita perlu memahaminya dalam latar abad ke-1 di mana Paulus menulis dan
juga dalam konteks yang jauh lebih besar dari kontroversi besar yang dimulai di
surga mengenai karakter dan pemerintahan Allah. . Orang-orang Kristen mula-mula
bergumul dengan pemahaman tentang bagaimana sistem upacara yang telah dihormati
orang-orang Yahudi selama hampir 2000 tahun harus diterapkan pada orang-orang
Kristen. Hal ini menyebabkan banyak diskusi dan bahkan beberapa kesimpulan yang
sangat menarik pada sesi “konferensi umum” pertama itu sebagaimana dicatat
dalam Kisah Para Rasul 15:28-29.
18. Kita tidak mengetahui apakah Paulus
pernah memiliki gagasan bahwa Yerusalem akan dihancurkan oleh orang Romawi. Dia
meninggal sekitar tiga tahun sebelum itu terjadi. Namun, dia meninggal hanya
satu tahun setelah Yerusalem dikepung sebentar untuk pertama kalinya pada tahun
66 M.
19. Kitab Daniel dan Wahyu memiliki
sejumlah nubuatan yang menarik, membentang sepanjang sejarah dunia kita, hampir
sampai akhir. Kitab Ibrani menjelaskan apa yang akan terjadi di pelataran
surga pada waktu yang sama.
Jadi, pemahaman yang lebih baik tentang Ibrani, Daniel, dan Wahyu
mungkin berdampak besar pada kita.
🙏
BalasHapus