YESUS PEMBERI PERHENTIAN (PASSD5T1-22)
Jesus, The Giver of Rest.
Namun, dalam pasal-pasal ini (Ibani 3&4),
Yesus diperkenalkan sebagai Dia yang akan memberikan perhentian itu. Kitab Ibrani menggambarkan perhentian sebagai
perhentian yang menjadi milik Allah dan sebagai perhentian Sabat.(Ibrani
4:1-11).
2. Allah mengakui
bahwa perhentian terakhir adalah dalam hubungan yang benar dan sempurna
dengan-Nya.
1.Dalam
Kejadian 15:13-21—Apa yang Tuhan janjikan kepada Abraham?.
-Allah telah memperingatkan Abraham bahwa
keturunannya akan melalui masa-masa yang sangat sulit (akan menjadi orang asing
dalam suatu neneri, mereka akan diperbudak dan dianiaya selama 400 tahun lamanya----tetapi, pada akhirnya,
mereka akan kembali dan mengklaim tanah tempat dia mengembara.
Seluruh kisah Abraham dan keturunannya
melalui perbudakan di Mesir cukup terkenal. Tapi, selama waktu itu melalui pekabaran
yang diturunkan dari nenek moyang mereka, mereka tahu bahwa kepemilikan terakhir
mereka adalah tanah Kanaan.
2. Apa yang
tidak mereka sadari atau ikuti adalah fakta bahwa satu-satunya cara untuk
menikmati istirahat dan keamanan di tanah yang diberkat Allah adalah dengan:
(1) Mengikuti rencana-Nya bagi hidup mereka, (2) Belajar untuk memercayai-Nya,
dan ( 3) Percaya pada rencana-Nya bagi mereka.
Mereka tidak boleh mengadopsi praktik
keagamaan yang mengerikan dari orang-orang yang tinggal di Kanaan.
(Ulangan 12:1-14)
3. Perintah
keempat yang diturunkan kepada orang Israel pada loh-loh batu di Gunung Sinai
dan diulangi oleh Musa 40 tahun kemudian dalam Ulangan 5:12-15, menunjukkan dua
hal yang harus diingatkan oleh hari Sabat kepada mereka:
(1) Sabat adalah
untuk mengingatkan mereka akan penciptaan, dan bahwa Allah adalah
Bapa terakhir mereka. Dia juga adalah Dia yang menopang hidup mereka/kita
setiap menit.
Tetapi, sangat mudah bagi kita sebagai
manusia modern untuk terjebak dalam segala hal yang terjadi di sekitar kita dan
semua yang kita anggap penting saat ini sehingga kita sangat membutuhkan hari
Sabat untuk berhenti sejenak dan memikirkan apa yang benar-benar penting.
Itulah yang disebut tirani yang mendesak!
(2) Hari Sabat
juga untuk mengingatkan mereka akan semua hal luar biasa yang telah
dilakukan Allah untuk mengeluarkan mereka dengan selamat dari Mesir.
(Sebagai peringatan penciptaan dan
sebagai peringatan penebusan mereka dari Mesir.
Penciptaan dan penebusan keduanya di abadikan dalam perintah Sabat).
Kita tidak menciptakan diri kita sendiri, dan tidak dapat menebus diri
kita sendiri. Itu adalah pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh Tuhan.
4. Tapi, mengeluarkan mereka dari Mesir hanyalah permulaan.
Terbukti jauh lebih mudah untuk mengeluarkan Israel dari Mesir, daripada
mengeluarkan “Mesir” dari Israel.
Tantangan berikutnya adalah membawa mereka ke tanah Kanaan, mengikuti
petunjuk2 Allah. Tetapi, seperti yang dikatakan Ibrani 3:12-19 kepada kita, mereka gagal memasuki tanah seperti yang
dijanjikan Allah.
Tak lama setelah meninggalkan Gunung Sinai karena mereka tidak percaya Allah,
mereka tidak percaya dan tidak memiliki iman, mereka lebih memilih untuk
percaya laporan palsu dari 10 mata-mata daripada laporan yang diberikan oleh Kaleb
dan Yosua yang mengikuti petunjuk2 Allah.
Semua mata-mata (Kaleb & Yosua) setuju bahwa itu adalah sebuah tanah
yang indah. Mereka kembali dengan seikat anggur yang begitu besar sehingga
harus dibawa diatas sebuah tiang/tonggak di antara dua orang! Mereka dapat
melihat ke belakang dalam waktu singkat dan mengingat semua hal luar biasa yang
telah Allah lakukan bagi mereka. Mengapa mereka melupakan janji Allah untuk membawa
mereka masuk ke tanah itu?
12. Setiap hari mereka mengalami: (1)
Makanan, (2) Air, (3) Perlindungan, dan (4) Tuntunan yang telah diberikan Allah
kepada mereka. Pikirkan semua hal yang telah Allah lakukan untuk mereka.(Keluaran
40:36-38)
3. Namun, tetap saja mereka menolak
untuk menerima bimbingan Tuhan atau mengikuti petunjuk-Nya.(Nehemia 9:15–17)
5. Paulus mengingatkan kita bahwa apa
yang terjadi pada mereka tidak boleh terjadi pada kita kecuali kita kurang
iman.
Seluruh penduduk dewasa Israel kecuali Kaleb dan Yosua dan Musa
meninggal dalam pengembaraan mereka di padang gurun dan tubuh mereka berserakan
di padang gurun.
Mengapa begitu sulit bagi mereka untuk mempercayai Allah?
SELASA: HARI INI, JIKA KAMU MENDENGAR
SUARA-NYA
(Today, If You Hear His Voice).
6.
Jadi, apa yang bisa kita lakukan hari ini untuk membangun iman kita sendiri dan
iman rekan-rekan seiman yang beribadah bersama kita? Baca lagi: Ibrani 4:4-8:
Ay.7- …”Hari ini, jika kamu
mendengar suara-Nya..(“If you hear God’s voice today,..) do not be stubborn.”
7. Janji yang gagal mereka penuhi ini
diulangi seperti yang dilaporkan Daud dalam Mazmur 95 dan seperti yang
dilaporkan Paulus dalam Ibrani 4:6-7. Tapi, bahkan mereka tidak memenuhi semua
persyaratan.
Jadi, Tuhan terus mengundang kita “hari ini” untuk masuk
ke dalam perhentian-Nya.
“Hari ini” adalah konsep penting di seluruh Kitab Suci.
Ketika Musa memperbarui perjanjian Israel dengan Allah di perbatasan Tanah
Perjanjian, dia menekankan pentingnya "hari ini" (Ul. 5:3, bandingkan
Ul. 4:8, Ul. 6:6, dll.).
Itu adalah suatu momen refleksi untuk mengenali kesetiaan Allah (Ul.
11:2-7) dan saat pengambilan keputusan untuk menaati Allah (Ulangan 5:1-3).
Demikian pula/dengan cara yang sama, Yosua meminta orang-orang pada
zamannya untuk “memilih sendiri pada hari ini siapa yang akan kamu layani”
(Yos. 24:15, NKJV).
RABU: MEMASUKI PERHENTIAN-NYA (Entering
Into His Rest).
8. Jadi, istirahat seperti apa yang Allah
tawarkan kepada kita?
Dalam Ibrani 4:1,3,5,10, Paulus menjelaskan dengan sangat jelas bahwa
orang Israel di masa lalu tidak menerima undangan Allah dan tidak
mempercayai-Nya dan, dengan demikian, gagal memasuki “perhentian.”
Tuhan tidak mengundang kita hanya untuk beristirahat. Kita diundang
untuk masuk ke dalam perhentian-Nya.
9. Sepuluh Perintah yang dicatat dalam
Keluaran 20 dan pengulangan dalam Ulangan 5 mengajak/mengundang kita untuk mengingat
apa yang telah Allah lakukan bagi kita dan bagi para pendahulu kita dan menunjukkan
kepada kita pada penyelesaian pekerjaan
Penciptaan-Nya.(Kel.31:18; 34:28).
Perhentian
Sabat merayakan bahwa Allah telah menyelesaikan pekerjaan penciptaan
(Kel.2:1-3. Kel.20:8-11) dan penebusan.
Pengukuhan Yesus/Jesus’ enthronement di bait suci surgawi
merayakan bahwa Dia selesai mempersembahkan korban yang sempurna untuk
keselamatan kita.(Ibr.10:12-14).
Perhentian terakhir yang Tuhan janjikan kepada kita adalah dunia baru
yang akan Dia ciptakan untuk kita setelah pertentangan besar berakhir/selesai.
Yaitu “kota…yang direncanakan dan dibangun oleh Allah”.(Ibr.11:10) dan
sebagai tanah air surgawi (Ibr.11:14-16).
Itu adalah perhentian-Nya. Negeri yang sempurna, hari Sabat di negeri
dimana takhta Allah akan berada di langit yang baru dan bumi yang baru.
KAMIS: SUATU CICIPAN AWAL AKAN CIPTAAN
BARU (A Foretaste of New Creation).
10. Apakah Anda telah menemukan
pemeliharaan Sabat sebagai suatu cita rasa surga?—Suatu cicipan awal akan
Ciptaan Baru?.
Yesaya 66:22-23 “Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru
yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman Tuhan,
demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap. Bulan berganti bulan,
dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud
menyembah di hadapan-Ku, firman Tuhan.”
11. Tradisi Yahudi mendukung gagasan/ide
tentang hari Sabat ini. Dalam buku Kehidupan Adam dan Hawa, oleh James
H.Charlesworth,hlm.18 yang dibuat diantara 100 SM dan 200 M mengatakan: “Hari
Ketujuh adalah sebuah tanda kebangkitan, perhentian dari zaman yang akan
datang/the rest of the coming Age.”
12. Sudahkah kita belajar bagaimana
menjadikan hari Sabat sebagai suatu cita rasa awal-- surga?( how to make the
Sabbath a foretaste of heaven?)
Sabat adalah untuk: Celebration(perayaan), kegembiraan/joy dan ucapan
syukur/thanksgiving. Ketika kita memelihara
hari sabat, kita menunjukkan/menyatakan bahwa kita percaya janji2 Allah, bahwa
kita menerima anugerah-Nya. Sabat adalah iman yang hidup dan bersemangat.
13. Mengingat fakta bahwa begitu banyak
teman Kristen kita telah menolak Sabat dan beribadah pada hari Minggu,
perhatikan komentar yang sangat menarik ini.
Sangatlah penting bahwa Paulus dalam Bahasa Ibrani mengggunakan
perhentian Sabat, dan bukan hari Minggu, sebagai symbol keselmatan melalui
kasih karunia yang Tuhan tawarkan kepada kita.
Penggunaan perhentian Sabat dengan cara ini menyiratkan bahwa Sabat
dihargai dan dipatuhi oleh orang percaya.
Namun, sejak abad ke 2 Masehi, kita menemukan bukti2 perubahan yang
terjadi dalam gereja. Pemeliharaan Sabat
tidak lagi dianggap sebagai symbol keselamatan, dan sebaliknya dianggap sebagai
symbol kesetiaan kepada Yudaisme dan Perjanjian Lama, yang harus diindari. Marcion telah memerintahkan para pengikutnya
untuk berpuasa pada hari Sabat sebagai tanda penolakan terhadap orang Yahudi
dan Tuhan mereka. Pemahaman tentang
pemeliharaan Sabat sebagai symbol keselamatan telah hilang dan mati di gereja
Kristen.
Ellen White wrote:
The Sabbath is a sign of Christ’s power
to make us holy. And it is given to all whom Christ makes holy. As a sign of
His sanctifying power, the Sabbath is given to all who through Christ become a
part of the Israel of God....
The Sabbath points them to the works of
creation as an evidence of His mighty power in redemption. While it calls to
mind the lost peace of Eden, it tells of peace restored through the Saviour.
And every object in nature repeats His invitation, “Come unto Me, all ye that
labor and are heavy-laden, and I will give you rest.” Matthew 11:28.—Ellen G.
White, The Desire of Ages* 288.2-289.1.
(Sabat adalah tanda kuasa Kristus untuk menguduskan kita. Dan itu
diberikan kepada semua orang yang dikuduskan Kristus. Sebagai tanda kuasa
pengudusan-Nya, hari Sabat diberikan kepada semua orang yang melalui Kristus
menjadi bagian dari Israel milik Allah....
Sabat mengarahkan/menunjukkan kepada mereka pada pekerjaan penciptaan
sebagai bukti dari Kuasa-Nya yang besar dalam penebusan. Sementara itu
mengingatkan kedamaian Eden yang hilang, itu menceritakan kedamaian yang
dipulihkan melalui Juruselamat. Dan setiap benda di alam mengulangi
undangan-Nya, “Datanglah kepada-Ku, semua yang berjerih lelah dan berbeban
berat, dan Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.” Matius 11:28.—Ellen G.
White, The Desire of Ages* 288.2-289.1.)
14. Apakah kita memahami dengan jelas
perbedaan antara memelihara Sabat yang dimaksudkan Allah sebagai mencicipi
surga/as a foretaste of heaven(sbg.cicipan awal akan Surga), dan melakukannya
secara legalistik, hanya untuk memenuhi persyaratan2/requirements?
PEMELIHARAAN SABAT HARI PERHENTIAN MASIH ADA.
Definisi “perhentian atau istirahat” dalam Ibrani 4:9.
Menurut SDA Bible Commentary, kata yang diterjemahkan sebagai
“istirahat” dalam Bahasa Ibrani 4:9 berasal dari Bahasa Yunani: “sabbatismos”
yang berarti “istirahat atau perhentian(dari aktivitas sebelumnya),” yang
kemudian digunakan berarti “pemeliharaan Sabat,” yang berasal dari kata kerja
“sabbatizi, (“beristirahat”, “berhenti”, “memelihara hari Sabat.”
Kata “Sabbatizo” digunakan 7x dalam LXX (Septuagint—terjemahan
Yunani-Yahudi dari P.L.), secara harafiah adalah Sabat Hari Ketujuh
(Kel.16:30), sabat-sabat lainnya (Im.23:32), dan 5 kali tanah itu berhenti di
tahun sabatikal (Im.26:34,35; 2 Taw.36:21)….. Sebuah studi linguistic tentang
kata sabbatismos dalam Ibrani 4:9 lebih merujuk kepada “istirahat” Hari
Sabat mingguan, atau “istirahat” atau “perhentian” dalam ari umum.
Karena Yosua tidak dapat memimpin Israel ke
dalam “perhentian” rohani (katapausis, ay.8), sabbatismos
(ay.9) masih tersedia untuk orang Kristen. Mengharuskan bahwa kita tetap sama dengan apa
yang ada sebelumnya untuk memulainya.
·
Dari
ayat 1, 6 jelas bahwa apa yang tersedia bagi umat Allah di zaman Perjanjian
Baru adalah katapausis, di dalam ayat 9 dikatakan bahwa sabbatismos tetap ada.
Untuk menyetakan masih tersedia bagi “umat Allah” adalah hari Sabat mingguan,
dan menyatakan bahwa Yosua telah gagal memimpin bangsa Israel dalam memelihara
Sabat mingguan.
15. Apakah perhentian
yang dicatat dalam Ibrani 4:9 yang masih tinggal (tersisa) untuk orang Kristen?
16. Ellen G.
White menyatakan bahwa perhentian yang dibicarakan Paulus dalam Ibrani 4:9
adalah perhentian kasih karunia. Bagaimana kita masuk ke dalam perhentian kasih
karunia itu?
17. Apakah kita
siap/bersedia untuk masuk ke dalam sebuah kemitraan/partnership dengan Allah
atas dasar hubungan iman yang benar/sejati yang akan mempersiapkan kita untuk
masuk ke dalam kerajaan-Nya?
Komentar
Posting Komentar