JANJI (PASSD8T2-2022)


Nast: “Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya, serta diberkati Tuhan dalam segala hal”. (Kejadian 24:1).

 1.Pelajaran ini mencakup kira-kira 60 tahun dalam kehidupan Abraham, Sarah, dan Ishak.

Ini termasuk:

  (1) Kelahiran Ishak, (2) Penyingkiran/pengusiran Hagar dan Ismael,

  (3) perjalanan Abraham ke Gunung Moria untuk mengorbankan Ishak, (4) kematian Sarah, (5) pembelian Abraham buat tanah untuk pemakaman Sarah dan untuk pertama kalinya memiliki properti di Kanaan, (6) proses panjang mencari istri untuk Ishak ketika dia berusia sekitar 40 tahun, (7) pernikahan Abraham dengan Ketura, (8) enam putra yang lahir dari Ketura, (9) Abraham membagi-bagikan warisan kepada delapan putranya, (10) kematian Abraham, dan (11) kelahiran kedua putra Ishak (Esau dan Yakub).

   >>Akhirnya, seperti yang Allah janjikan, Sarah melahirkan bagi Abraham seorang putra, “dalam masa tuanya”(Kej.21:2) dan dia menamai bayi  tersebut Ishak (Lihat Kej.21:1-5). Namun kisah Abraham masih jauh dari selesai, mencapai momen klimaks pada saat dia membawa putranya ke Gunung Moria untuk di korbankan. Tetapi, Ishak digantikan oleh seekor domba jantan (Kej.22:13), yang menandakan komitmen Tuhan untuk memberkati bangsa-bangsa melalui “keturunannya” (Kej.22:17,18). Keturunan itu, tentu saja adalah Yesus (Kis.13:23).

   Karenanya, dalam kisah yang mencengangkan dan sedikit meresahkan ini, lebih banyak rencana keselamatan di ungkapkan.

2. Tuhan telah berjanji pada Sarah bahwa dia akan memiliki seorang putra. (Kejadian 17:1-22). Mengapa Allah menunggu begitu lama untuk memberikan Abraham dan Sara putra itu?

   Dia telah diberikan sebagai seorang bayi ajaib; Tuhan bisa memberikannya kapan saja.

3. Dua puluh tahun kemudian ketika Abraham berusia 120 tahun dan Ishak berusia 20 tahun, Abraham diperintahkan oleh Tuhan untuk mengambil putranya, putra yang dijanjikan, dan mengorbankannya di Gunung Moria meskipun Tuhan telah menjanjikan Abraham banyak keturunan melalui Ishak.

   Kej.22:1-19. v.1-“Allah mencoba Abraham,..2.Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia disana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu”. 8.”Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya. 6.”Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak—sedang di tangannya dibawanya api dan pisau…

 v.7 “Bertanyalah ia: “Disini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?.

 v.8 Sahut Abraham: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku”.Demikianlah kedua-duanya berjalan bersama-sama”.

 v.12. Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.”

  v.17.”maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.”

  4. Ellen G. White menulis bahwa ketika mereka mendekati Gunung Moria, Abraham melihat tanda di atas gunung, menegaskan dalam pikirannya bahwa itu adalah suara Allah.

   “Setan hampir membisikkan keraguan dan ketidakpercayaan, tetapi Abraham menolak sarannya. Saat mereka akan memulai perjalanan hari ketiga, sang bapa bangsa, melihat ke utara, melihat tanda yang dijanjikan, awan kemuliaan melayang di atas Gunung Moria, dan dia tahu bahwa suara yang berbicara kepadanya berasal dari surga.―Ellen G. White, Patriarchs and Prophets* 151.3. [Apa itu "awan kemuliaan"? Apakah itu seperti tiang api yang memimpin Israel?]

 

Minggu: BUKIT MORIA (Mount Moria)

5. Mengapa Allah memberi Abraham “ujian” seperti itu?(Kejadian 22:1-12 dan Ibrani 11:17.)

  Makna ujian Tuhan sulit dipahami. Perintah Ilahi ini bertentangan dengan larangan alkitabiah di kemudian hari terhadap pengorbanan manusia.(Im.18:21). Lalu, apa tujuan Tuhan memanggil Abraham untuk melakukan ini?.

   Mengapakah mengujinya dengan cara yang sulit?.

   Gagasan “ujian” (Ibr: “nissah”) mencakup dua gagasan yang berlawanan. Ini mengacu pada gagasan penghakiman—penghakiman untuk mengetahui apa yang ada di hati orang yang di uji.(Ul.8:2). Tetapi itu juga membawa jaminan kasih karunia Allah atas nama yang di uji.(Kel.20:18-20)

TAMBAHAN EKSPOSISI:
I) Abraham diuji.
1)   ’mencoba’ (Kejadian 22:1).
Terjemahan Kitab Suci Indonesia ini sama dengan terjemahan KJV yang menterjemahkan ‘tempt’ (= mencobai).
a)   Terjemahan ini salah / kurang tepat, dan ini bertentangan dengan Yak 1:13, yang mengatakan bahwa Allah tidak mencobai siapapun.
Terjemahan RSV/NIV/NASB, yaitu ‘test’ (= menguji), lebih tepat.
b)   Pencobaan diberikan oleh setan dengan maksud menjatuhkan manu­sia. Ujian diberikan oleh Allah, dengan maksud mengangkat / menguatkan kita.
2)   Ujian ini betul-betul datang dari Allah (ay 1-2).
Ada orang yang menganggap bahwa tidak mungkin Allah menyuruh Abraham membunuh anaknya. Ini hanyalah sesuatu yang timbul dalam pikiran Abraham. Ia mengira bahwa Allah menghendakinya untuk membunuh anaknya. Tetapi anggapan seperti itu jelas merupakan anggapan yang salah, karena ay 1-2 ini jelas menunjukkan bahwa ujian itu datang dari Allah, karena Allah berfirman kepada Abraham, dan menyuruhnya untuk mengorbankan anaknya.
Ujian ini berat sekali. Mengapa?
a)   Karena Ishak adalah anak Abraham, bahkan anak tunggal, yang jelas Ia kasihi (Kej.22: 2).
Penerapan:
  Dalam menguji Allah sering menuntut sesuatu yang paling kita kasihi! Karena apa? Karena Ia adalah Allah yang cemburu (bdk. Kel 20:5)! Ia tidak mau ada sesuatu / seseorang yang kita kasihi lebih dari Dia (Mat 10:37  Luk 14:26).
b)   Karena Abraham mendapatkan Ishak setelah menunggu 25 tahun!
  Andaikata Abraham dan Sara bisa mendapatkan anak sama gampangnya seperti Yakub, maka itu tentu berbeda. Tetapi Abraham dan Sara mendapatkan Ishak setelah menunggu 25 tahun, sehingga tentu menjadi sesuatu yang lebih berat untuk mempersembahkan Ishak kepada Tuhan.
c)    Karena tanah / gunung Moria cukup jauh jaraknya (bdk. ay 4: setelah hari ketiga Abraham baru bisa melihat tempat itu dari jauh). Jaraknya lebih dari 60 mil dari tempat Abraham saat itu, dan bisa dicapai dengan berjalan kaki selama 20 jam non stop.
Jarak yang jauh / waktu yang lama ini memperberat pergumulan Abraham!
d)   Karena kelihatannya Allah menyuruh Abraham melakukan sesuatu yang bertentangan dengan firman / janjiNya yang lalu, yaitu bahwa Ishak adalah anak janji, dan bahwa Ishak akan menjadi bangsa yang besar (17:19  21:12).
>>Mengapa Allah memberi Abraham ujian yang begitu hebat? Jelas karena, oleh kasih karunia Allah, Abraham juga adalah orang yang hebat! Bandingkan dengan 1Kor 10:13 yang mengatakan bahwa Allah tidak membiarkan seseorang dicobai melampaui kekuatannya. Jadi kalau Allah mengijinkan seseorang mengalami pencobaan yang hebat, atau kalau Allah memberikan ujian yang hebat kepada seseorang, itu menunjukkan bahwa orang itu kuat.
Penerapan:
   Kalau saudara menghadapi ujian yang berat, maka dalam arti terten­tu, saudara boleh bangga, karena itu menunjukkan bahwa saudara juga hebat! (Catatan: tetapi pada saat yang sama ingatlah bahwa saudara bisa menjadi hebat, karena kasih karunia / pekerjaan Tuhan, dan karenanya ini bukan alasan untuk menjadi sombong). Sebaliknya, kalau saudara tidak pernah mengalami ujian yang berat dalam hidup saudara, mungkin sekali menunjukkan bahwa saudara mempunyai iman yang lemah sekali, atau bahkan mungkin saudara belum beriman!

  Dalam hal ini, iman Abraham kpd Tuhan membawanya ke titik dimana dia berisiko kehilangan “masa depan”(keturunannya).

  Namun, karena dia percaya kepada Tuhan, dia melakukan apa yang Tuhan minta, tidak peduli betapa sulitnya untuk memahaminya. 

   Iman Alkitabiah adalah tentang  kapasitas kita untuk memberi kepada Tuhan dan untuk berkorban bagi-Nya—tetapi juga mengenai kemampuan kita untuk memercayainya dan menerima kasih karunia-Nya, sementara memahami betapa tidak layaknya kita.

6. Berdasarkan seluruh Kitab Suci, definisi alkitabiah tentang iman yang banyak sekali dinyatakan oleh, Dr. A. Graham Maxwell, adalah sebagai berikut:

   Iman adalah [hanya] sebuah kata yang kita gunakan untuk menunjukkan hubungan dengan Tuhan seperti dengan Pribadi yang terkenal. Semakin baik kita mengenal Dia, semakin baik hubungan ini.

   Iman menyiratkan sikap terhadap Tuhan yang penuh kasih, kepercayaan, dan kekaguman yang mendalam.

   Itu berarti memiliki keyakinan yang cukup kepada-Nya, berdasarkan lebih dari cukup bukti yang diungkapkan, bersedia untuk percaya apa pun yang Dia katakan [segera setelah kita yakin bahwa Dialah yang mengatakannya], untuk menerima apa pun yang Dia tawarkan [sebagai segera setelah kita yakin bahwa Dialah yang menawarkannya], dan untuk melakukan apa pun yang Dia kehendaki [segera setelah kita yakin bahwa Dialah yang menginginkannya]─tanpa syarat/pamrih ─untuk selama-lamanya.

   Siapapun yang memiliki iman seperti itu sangat sempurna untuk diselamatkan. Inilah sebabnya mengapa iman adalah satu-satunya persyaratan untuk surga. [Lihat Kisah Para Rasul 16:31.]

   [Iman juga berarti bahwa seperti Abraham, Ayub, dan Musa, sahabat-sahabat Tuhan, kita cukup mengenal Tuhan untuk dengan hormat bertanya kepada-Nya, “Mengapa?”]―A. Graham Maxwell, Anda Dapat Mempercayai Alkitab 81.

7. Apakah Anda memiliki ujian atau pengalaman dalam hidup Anda yang mengingatkan Anda pada ujian Abraham di Gunung Moria?


Senin: TUHAN MENYEDIAKAN (God will provide)

8. Jika Anda tidak membaca atau tidak mengerti bahasa Ibrani, Anda tidak akan tahu bahwa ada hal yang sangat menarik tentang cerita ini.

   Ketika Ishak bertanya tentang domba untuk korban bakaran, Abraham memberikan jawaban yang menarik :”Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya”(Kej.22:8). 

   Namun, bentuk kata kerja Ibrani sebenarnya dapat berarti “Allah akan menyediakan diri-Nya sebagai anak domba”. 

   Kata kerja “menyediakan” (Yir’eh lo) digunakan dengan cara yang dapat berarti “menyediakan diri-Nya” (atau secara harfiah, “melihat diri-Nya”). Jadi, apa yang diperlihatkan kepada kita di sini adalah inti dari rencana keselamatan, dengan Tuhan Sendiri menderita dan membayar di dalam diri-Nya sendiri hukuman atas dosa-dosa kita!.

9. Apakah kisah tentang peristiwa yang mengarah ke dan di Gunung Moria ini membantu kita untuk lebih memahami apa yang terjadi di kayu salib?

   Di sana, di Bukit Moria, jauh sebelum salib, domba jantan “yang tanduknya tersangkut di dalam belukar (Kej.22:13) menunjuk langsung kepada Yesus. 

   Dialah yang “terlihat” di sini, seperti yang dijelaskan Abraham kemudian, “Diatas gunung Tuhan, akan disediakn.” (Kej.22:14). 

   Yesus sendiri telah menunjuk pada perkataan nubuat Abraham disini, ketika Dia berkata, menggemakan pernyataan Abraham: “Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita” (Yoh.8:56).

   “Adalah untuk meninggalkan kesan kepada pikiran Abraham dengan kenyataan dari pada Injil, sebagaimana juga untuk menguji imannya, bahwa Allah telah memerintahkannya untuk menyembelih anaknya.  

   Kesedihan yang ia derita selama hari-hari ujian yang gelap dan hebat itu, dibiarkan terjadi kepadanya agar dia dapat mengerti dari (pengalamannya sendiri) sesuatu mengenai kebesaran dari pada pengorbanan yang diadakan oleh Allah, yang Mahakuasa untuk penebusan manusia”.

   Ellen G.White, Alfa dan Omega,jld.1,hlm.173.

   Ishak adalah sosok (a figure) Anak Allah, yang dipersembahkan sebagai kurban untuk dosa dunia.

   Allah akan menanamkan kepada Abraham Injil keselamatan kepada manusia. 

   Untuk melakukan ini, dan membuat kebenaran menjadi kenyataan baginya serta untuk menguji imannya, Dia meminta dia untuk membunuh Ishak kesayangannya.

   Semua kesedihan dan penderitaan yang Abraham alami melalui pencobaan yang gelap dan menakutkan itu bertujuan untuk memberi kesan mendalam pada pemahamannya tentang rencana penebusan bagi manusia yang jatuh. Dia dibuat untuk memahami dalam pengalamannya sendiri betapa penyangkalan diri dari Allah yang tak terbatas itu tidak terucapkan dalam memberikan Anak-Nya sendiri untuk mati untuk menyelamatkan manusia dari kebinasaan total.

   Bagi Abraham, tidak ada siksaan mental yang dapat menandingi apa yang ia alami dalam mematuhi perintah ilahi untuk mengorbankan putranya.—Ellen G. White, Testimonies for the Church,* vol. 3, 369.1.

10. Berapa banyak dari kita yang mau memberikan hidup kita atau nyawa anak-anak kita sebagai persembahan kepada Tuhan?     

   Persembahan seperti apa yang sebenarnya Tuhan inginkan?

   Roma 12:1 “…supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”

 

Selasa: KEMATIAN SARA (The Death of Sarah)

11. Sarah telah terlibat secara intim/erat dengan banyak masalah Abraham. Antara lain, hal ini diungkapkan oleh:

   (1) Waktu di Mesir ketika dia baik secara terbuka atau diam-diam menyetujui setengah kebenaran bahwa dia adalah saudara perempuan Abraham, dan

   (2) saran bahwa Abraham harus mengambil Hagar sebagai selir/gundik untuk memiliki ahli waris.

12. Mungkin tidak lama setelah peristiwa di Gunung Moria itu Sarah meninggal. Meskipun benar bahwa kita tidak memiliki catatan yang mencatat pembelajaran Sarah tentang kematian Ishak yang hampir mati, tidak ada keraguan bahwa dia mengetahuinya.

   Apa yang dia katakan kepada Abraham dan Ishak ketika mereka kembali? Mungkinkah keterkejutan mendengar tentang apa yang hampir terjadi pada Ishak di Gunung Moria berkontribusi pada kematian Sarah?

13. Setelah Sarah meninggal, Abraham membeli tanah pemakaman untuknya (untuk Sarah); itu adalah miliknya yang pertama atas tanah di Kanaan.

        (Kejadian 23:12-19:)

 14. Kematian Sarah diikuti dengan pembelian tanah itu dari orang Het dan kemudian penolakan Abraham untuk menyuruh Ishak sendiri pergi ke Haran untuk memilih seorang istri, semuanya menunjukkan bahwa Abraham mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa warisannya akan tetap ada di Kanaan.

15. Kejadian 24, mencatat kisah upaya Abraham dan Eliezer untuk mendapatkan istri bagi Ishak, adalah cerita tunggal terpanjang dalam kitab Kejadian. 

   Hamba kepala Abraham(Abraham’s chief servants) telah pergi dengan 10 unta penuh dengan hadiah untuk calon pengantin dan keluarganya.

   [EGW:] "Abraham telah menjadi orang yang sudah tua, dan diperkirakan akan segera mati; namun satu tindakan tersisa untuk dia lakukan dalam mengamankan pemenuhan janji kepada anak cucunya.

   Ishak adalah orang yang ditunjuk secara ilahi untuk menggantikannya sebagai pemelihara hukum Allah dan bapa dari orang-orang pilihan, tetapi dia belum menikah.

   Penduduk Kanaan adalah penyembah berhala, dan Allah telah melarang perkawinan campur antara umat-Nya dan mereka, karena mengetahui bahwa perkawinan seperti itu akan mengarah pada kemurtadan.

   Sang bapa bangsa takut akan pengaruh pengaruh yang merusak di sekitar putranya.... Dalam pikiran Abraham, pilihan seorang istri untuk putranya adalah masalah yang sangat penting; dia sangat ingin dia menikah dengan orang yang tidak akan menjauhkannya dari Tuhan ....

   Isaac, percaya pada kebijaksanaan dan kasih sayang ayahnya, puas untuk menyerahkan masalah itu kepadanya, percaya juga bahwa Tuhan sendiri akan mengarahkan dalam pilihan yang dibuat.—Ellen G. White, Patriarchs and Prophets* 171.1-3. [Mengapa Abraham tidak memilih pengantin untuk putranya dari putri dari keluarga besar tentaranya yang terlatih dan "telah bertobat/convert"]

 

Rabu: SEORANG ISTERI BUAT ISHAK (A Wife for Ishak).

16. Baca Kejadian 24:10-67, khususnya ayat 12-28, tentang mencari pengantin bagi Ishak.

 v.14 “Kiranya terjadilah begini: anak gadis, kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum—dialah kiranya yang Kautentukan bagi hamba-Mu, Ishak; maka dengan begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu kepada tuanku itu”.

 v.15.”Sebelum ia selesai berkata, maka datanglah Ribka, yang lahir bagi Betuel, anak laki-laki Milka, isteri Nahor, saudara Abraham; buyungnya dibawanya di atas bahunya.”

 v.19.”Setelah ia selesai memberi hamba itu minum, berkatalah ia: “Baiklah untuk unta-untamu juga kutimba air, sampai semuanya puas minum.”  V.26.”Lalu berlututlah orang itu dan sujud menyembah Tuhan,..

   (Betuel, ayah Ribka, adalah putra Milka dan Nahor, saudara kandung Abraham, sehingga Ribka masih bersaudara dengan Ishak, tepatnya anak dari sepupu Ishak. Selain itu, perempuan ini adalah ibu dari dua anak kembar yang diceritakan dalam Alkitab, yaitu Esau dan Yakub.)

17. Kisah/cerita hamba Abraham yang melakukan perjalanan ke Haran untuk mendapatkan istri bagi Ishak sangat menakjubkan.

   Ini adalah kisah yang penuh dengan jawaban ajaib atas doa dan kesediaan seorang wanita muda untuk menjelajah ke tempat yang tidak diketahui untuk mengambil seorang suami.

   Apakah Tuhan bekerja selangkah demi selangkah untuk membantu Abraham mencapai tujuan-Nya? Bandingkan dan bedakan kisah hamba Abraham yang bepergian ke Haran ditemani 10 unta yang sarat dengan hadiah versus perjalanan yang dilakukan Yakub ke Haran bertahun-tahun kemudian saat dia melarikan diri dari saudaranya (Esau)!

18. Pikirkan tentang Eliezer, hamba Abraham, yang melakukan perjalanan sekitar 500 mil dari tempat tinggal Abraham sampai ke Haran untuk mencarikan istri bagi Ishak. Bagaimana Anda ingin/mau memiliki tanggung jawab itu? Eliezer jelas menganggapnya serius.   

   Pertimbangkanlah doanya (Kejadian 24:14 –diatas)

19. Sejauh yang kita tahu, Eliezer belum pernah ke Haran sebelumnya. Dia berada di negara yang tidak dikenalnya, dan dia seharusnya menemukan istri yang tepat untuk Ishak.

   “Eliezer meminta keberhasilan dalam rencananya. Kata kerja Ibrani haqr’eh, “beri aku keberhasilan”(Kej.24:12) berasal dari kata kerja qarah,yang berarti “ terjadi” dan menyampaikan ide: “kesempatan” (Rut 2:3).

   Pelayan itu meminta Allah untuk mendatangkan kesempatan perkara tersebut. Gagasan tentang kesempatan tak terduga tersebut  tidak memiliki tempat di sini.

   Faktanya bahwa Allah mengendalikan setiap kesempatan berarti Dia selalu bekerja dalam parameter apa yang tampak sebagai kesempatan dari sudut pandang manusia.

   Dia adalah Allah pemelihara yang dapat menyebabkan peristiwa itu terjadi.

   Pandangan ini diperkuat oleh keadaan bahwa hamba itu bertindak lebih jauh dalam menentukan tidak hanya saat peristiwa ini yang harus segera terjadi (Kej.24:12), tetapi juga tempat yang seharusnya ada di situ, di mana hamba itu telah membuat “unta itu berhenti” (Kej.24:11) dan di mana dia berdiri “di dekat mata air” (Kej.24:13).

20. Hamba Abraham terheran-heran dengan respon cepat yang Tuhan berikan sebagai jawaban atas doanya; fakta bahwa Rebecca/Ribkah melakukan persis seperti yang dia doakan sungguh menakjubkan. Itu tentu saja seharusnya mengkonfirmasi/telah menegaskan iman Eliezer.

21. Menarik untuk diperhatikan bahwa meskipun upaya yang luar biasa untuk mendapatkan seorang istri, Tuhan memastikan melalui petunjuk2-Nya kepada Eliezer bahwa Rebecca/Ribkah bebas untuk menolak jika dia ingin Tuhan tidak pernah memaksa manusia.

   Oleh karena itu, kita melihat di sini contoh lain dari misteri besar tentang bagaimana Tuhan telah memberi kita, sebagai manusia, kehendak bebas, pilihan bebas, kebebasan yang tidak akan Dia injak-injak. (Jika Dia menginjak-injak, itu bukan kehendak bebas.)

   Namun, bagaimanapun, terlepas dari kenyataan kehendak bebas manusia, dan banyak pilihan mengerikan yang dibuat manusia dengan kehendak bebas itu, kita masih dapat mempercayai bahwa pada akhirnya kasih Tuhan dan kebaikan, pada akhirnya, akan menang.

   [Saat Ellen White mendiskusikan situasi di bumi ini jauh kemudian, tepat sebelum kelahiran Yesus:] Bumi menjadi gelap karena salah memahami Tuhan. Agar bayang-bayang suram dapat diterangi, agar dunia dapat dibawa kembali kepada Tuhan, kuasa penipuan Setan harus dihancurkan.

   Ini tidak bisa dilakukan dengan paksa. Penggunaan kekuatan bertentangan dengan prinsip-prinsip pemerintahan Tuhan; Dia hanya menginginkan pelayanan cinta; dan cinta tidak bisa diperintahkan; itu tidak dapat dimenangkan dengan kekuatan atau otoritas. Hanya dengan cinta, cinta dibangkitkan/terbangun.     

   Mengenal Tuhan berarti mencintai-Nya; Karakternya harus dimanifestasikan secara kontras dengan karakter Setan.  Pekerjaan ini hanya bisa dilakukan oleh satu Makhluk di seluruh alam semesta. Hanya Dia yang mengetahui ketinggian dan kedalaman kasih Allah yang dapat memberitahukannya.

   Di atas dunia malam yang gelap surya Kebenaran harus terbit, “dengan kesembuhan pada sayap-Nya.” Maleakhi 4:2.―Ellen G. White, Desire of Ages* 22.1.

22. Nubuatan seperti Daniel 2 dan Daniel 7-9 mungkin menunjukkan bahwa Tuhan secara sewenang-wenang membuat segala sesuatunya berjalan seperti yang Dia inginkan.

   Kisah menemukan istri untuk Ishak ini menunjukkan bahwa itu tidak benar; Tuhan bekerja bersama kita, terlepas dari kegagalan dan masalah kita. Tuhan mampu memprediksi masa depan jauh di muka; tapi, Dia tidak memaksakan pilihan2 kita.

23. Ishak telah terhibur/dihibur setelah kematian ibunya. Ketika Rebecca tiba, Isaac membawanya ke tenda ibunya; dan dia menjadi istrinya.

 

Kamis: SEORANG ISTERI UNTUK ABRAHAM.

24. Kejadian 25:1-8 memberitahu kita bahwa setelah Sarah meninggal, Abraham menikahi wanita lain yang bernama Ketura.   

   Dia memberinya enam putra.

25. Anak-anak ini tidak dihitung sebagai anak-anak yang dijanjikan seperti Ishak. Jadi, sebelum dia meninggal, Abraham memberi mereka hadiah yang murah hati sebagai warisan dan mengirim mereka untuk tinggal di Timur bersama dengan Ismail.  

   Kemudian, sisa warisannya diberikan kepada Ishak.

   Ibrahim meninggal pada usia 175.

26. Siapakah Ketura? Dari mana dia berasal? Namun, identitas istri barunya tidak jelas.

27. Sementara Ishak sendiri hanya memiliki dua putra dan Esau segera meninggalkan jalan dan kebiasaannya dari Yakub yang mewarisi berkat rohani, Yakub kemudian menghasilkan 12 putra yang keturunannya menjadi 12 suku Israel!

   Yakub memiliki 2 istri dan 2 selir. (Kejadian 25:7-11)

28. Dalam semua ini, apakah Anda melihat bukti bahwa Abraham adalah teladan iman yang luar biasa? Bagaimana Anda menafsirkan Roma 4:1-12?

29. Apakah Anda memiliki pengalaman dalam hidup Anda sendiri di mana Tuhan memberikan jawaban doa yang luar biasa? Haruskah kita mengharapkan itu sepanjang waktu? Atau, dari waktu ke waktu? Atau, apakah kita perlu memiliki iman seperti Abraham sebelum hal seperti itu terjadi pada kita?


TAMBAHAN EKSPOSISI : Kejadian 24:1-67 dan 22:20-24

I) Abraham.

1)   Ia sudah tua (24:1).  (Lihat ayat hafalan)
   Dari Kej 25:20 kita tahu bahwa usia Ishak pada waktu menikah adalah 40 tahun, dan itu berarti bahwa Abraham saat itu berusia 140 tahun.
2)   Ia diberkati Tuhan ‘dalam segala hal’ (24:1).
   Ini terjemahan yang kurang tepat.
NIV / NASB / Lit: ‘in every way’ (= dengan segala cara).
Tuhan memang punya banyak cara (yang bahkan tidak kita duga) untuk memberkati kita!
3)   Ia mengutus hambanya yang tertua untuk mencarikan istri untuk Ishak (24:2-4).
a)   Mungkin sekali hamba ini adalah Eliezer (bdk. Kej 15:2-3).
b)   Abraham melakukan ini untuk menggenapkan Rencana Allah, yaitu bahwa keturunan Ishak akan menjadi bangsa yang besar. Rencana Allah ini tentu tidak mungkin terlaksana kalau Ishak tidak menikah!
Dari sini terlihat bahwa:
·        Adanya ketetapan / rencana Allah yang pasti terjadi itu, tidak membuang tanggung jawab manusia untuk melaksanakan Rencana Allah itu!
·        Sekalipun ia sudah tua, dan sekalipun Tuhan memberkatinya sehingga ia tidak kekurangan sesuatu apapun, tetapi Abraham tetap selalu menyesuaikan hidupnya dengan Rencana / kehendak Allah
   Banyak orang yang pada saat masih muda berusaha melaksanakan kehendak Allah, tetapi pada saat sudah tua, menjadi luntur dalam semangatnya untuk melaksanakan kehendak Allah.
   Juga banyak orang yang dalam masa sukar berusaha melaksanakan kehendak Allah, tetapi pada saat hidupnya menjadi enak karena berkat Tuhan yang berlimpah-limpah, menjadi lupa daratan dan tidak lagi hidup sesuai kehendak Allah. Bahkan hamba Tuhan yang hebatpun bisa jatuh dalam persoalan seperti ini!
   Tetapi Abraham tidak demikian! Dalam situasi dan kondisi apapun ia terus hidup sesuai kehendak Allah! Maukah saudara menirunya?
4)   Dalam menyuruh hambanya mencarikan istri untuk Ishak, Abraham memberikan syarat, yaitu: perempuan itu bukan perempuan Kanaan, tetapi perempuan dari tanah asal Abraham, dari antara sanak sauda­ra Abraham sendiri (24:3-4).
   Kalau Abraham mau menuruti hikmat / kebijaksanaan dunia, maka seharusnya ia justru mencarikan istri untuk Ishak dari antara penduduk Kanaan, karena:
·        lebih mudah mencarinya.
·        akan menyebabkan Ishak lebih diterima oleh penduduk Kanaan.
Tetapi, Abraham tetap tidak mau Ishak mendapat istri dari antara penduduk Kanaan, karena:
¨      Abraham adalah keturunan Sem (Kej 11:20-26), sedangkan Kanaan adalah keturunan Ham (Kej 10:6-20) yang ada di bawah kutuk (Kej 9:25- 27) ----Menikahkan Ishak dengan orang yang ada di bawah kutuk, jelas tidak akan sesuai dengan kehendak Allah.
¨      Abraham tahu bahwa orang Kanaan itu kafir dan bejad, dan akan dihancurkan oleh Tuhan (bdk. Kej 15:16).
   Dari sini lagi-lagi terlihat bahwa Abraham mau menyesuaikan hidup­nya maupun hidup Ishak dengan kehendak Tuhan, tanpa mempedulikan kebijaksanaan / hikmat dunia! Kalau saudara adalah orang yang selalu hidup berdasarkan politik / hikmat / kebijaksanaan dunia, bahkan bangga akan hal itu, bertobatlah dan belajarlah dari Abraham! Adalah lebih baik dianggap bodoh oleh dunia tetapi taat kepada Tuhan, dari pada dianggap cerdik / pandai / bijaksana oleh dunia tetapi tidak taat kepada Tuhan!
   5)   Abraham melarang hambanya membawa Ishak kembali ke tanah asal Abraham (24:5-8).
a)   Pemikiran hamba Abraham bahwa perempuan itu tidak mau ikut ke Kanaan (24:5) adalah sesuatu yang logis, karena:
·        Hamba itu adalah orang asing bagi perempuan itu. Bagaimana mungkin ia mau mengikut orang asing begitu saja?
·        Sekalipun perempuan itu adalah sanak saudara Abraham, tetapi antara Abraham dan sanak saudaranya di tanah asalnya boleh dikatakan tidak ada komunikasi sama sekali (kecuali dalam 22:20, kalau ‘kabar’ itu mau dianggap sebagai komunikasi).
b)   Usul untuk membawa Ishak kembali ke tanah asal Abraham juga adalah sesuatu yang logis, karena akan lebih mudah untuk menda­patkan seorang perempuan kalau calon mempelai laki-lakinya ikut.
c)   Tetapi Abraham menolak mentah-mentah usul itu (24:6-8).
Abraham tahu bahwa Allahlah yang menyuruh ia keluar dari tanah asalnya untuk pergi ke Kanaan, dan Allah menjanjikan tanah Kanaan untuk keturunan Abraham (24:7 bdk. Kej 12:1,7). Karena itu ia yakin bahwa Allah pasti akan menolong untuk mendapatkan istri untuk Ishak (24:7b).
   Membawa Ishak kembali ke tanah asal Abraham (sekalipun dengan tujuan akan kembali ke Kanaan setelah berhasil mendapatkan istri), adalah suatu tindakan yang berbahaya, karena kalau calon istrinya tidak mau ikut ke Kanaan, bisa-bisa Ishaknyalah yang akhirnya menetap di sana mengikuti istrinya. Dan ini akan menghancurkan Rencana Allah!
Penerapan:
   Sama seperti Abraham digodai untuk mundur atau untuk kembali, kitapun pasti mengalami hal yang sama! Setan akan menggunakan bermacam-macam hal (penderitaan, kenikmatan dunia, pekerjaan, keluarga dsb) supaya kita mundur dalam hal rohani, mungkin dalam belajar / mencari Firman Tuhan, dalam kerajinan berbakti / ikut Pemahaman Alkitab, dalam berdoa, dalam melayani, dalam memberitakan Injil, dalam ketaatan, dalam memberikan persembahan persepuluhan dsb! Jangan saudara mun­dur, karena kalau saudara mundur saudara tidak layak untuk Kerajaan Allah. 

   Bandingkan dengan Luk 9:62 dimana Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah”.
Ada beberapa pelajaran yang bisa kita dapatkan dari sini:
a)   Mencari jodoh adalah suatu tindakan yang tidak boleh dilakukan dengan sembarangan.
   Banyak orang, karena usianya sudah agak tua, lalu mencari jodoh dengan sikap ‘asal dapat’! Ingat bahwa ini adalah suatu tindakan / sikap yang sangat berbahaya! Ada banyak orang berantakan hidupnya baik jasmani maupun rohani, karena mereka mendapatkan pasangan yang salah!
b)   Abraham tetap memegang syarat / larangan yang sesuai Firman Tuhan, sekalipun itu mempersulit untuk mendapatkan istri untuk Ishak!
   Saudarapun akan lebih sulit mendapatkan jodoh kalau saudara mentaati syarat yang Tuhan tetapkan, yaitu orang percaya harus berpasangan dengan sesama orang yang percaya (2Kor 6:14). Tetapi maukah saudara tetap memegang syarat itu? Ingat bahwa sekalipun sulit, tetapi Tuhan yang mahakuasa bisa menolong saudara untuk mendapatkan jodoh yang Dia kehendaki (bdk. 24:7b).
II) Hamba Abraham.
1)   Ia pergi dengan membawa 10 ekor unta dan banyak barang berharga lainnya (24:10).
   Ini ia anggap penting karena kalau ia tidak bisa menunjuk­kan bahwa Abraham adalah orang yang kaya, akan makin sukar untuk bisa mendapatkan seorang gadis yang mau mengikutinya ke Kanaan.
   Tetapi, kalau saudara mencari jodoh, jangan meniru hal ini! Kalau hal ini saudara lakukan, misalnya dengan pergi ke rumahnya menggunakan banyak mobil mewah secara bergantian, atau menceritakan dan menunjukkan pabrik / perusahaan saudara yang hebat, atau menunjukkan banyak rumah dan villa yang saudara miliki, maka besar kemungkinannya saudara akan mendapatkan orang yang mencintai harta saudara, bukan mencintai saudara, dan saudara tidak akan bahagia mempunyai pasangan yang seperti itu!
2)   Ia pergi ke tempat yang banyak perempuannya (24:11).
   Ini adalah suatu tindakan logis! Kalau mau mendapatkan perempuan, harus pergi ke tempat yang banyak perempuannya (asal itu bukan tempat perempuan yang brengsek!).
   Ada banyak orang yang ingin mendapatkan jodoh, tetapi terus menerus tinggal di rumah, atau terus menerus sibuk dengan pekerjaannya dan tidak pernah pergi ke tempat yang memungkinkan untuk mendapatkan jodoh, tidak mau bergaul dsb. Kalau saudara adalah orang seperti ini, belajarlah dari hamba Abraham itu! Tidak ada salahnya pergi ke gereja lain (yang bukan gereja saudara) asal gereja itu bukan gereja sesat, untuk mendapatkan pergaulan yang lebih banyak sehingga bisa mendapatkan jodoh saudara!
3)   Ia berdoa (24:12-14).
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari hal ini:
a)   Ia berdoa karena ia mempunyai beban terhadap tugasnya.
·        Bahwa ia sangat terbeban terhadap tugasnya, terlihat dari 24:33-54 dimana ia menolak untuk makan sebelum ia membicarakan lamarannya dan baru mau makan setelah semua urusannya beres. Padahal tradisi saat itu adalah: makan dulu, baru membicarakan persoalan!
   Bandingkan juga dengan Kristus yang sering mengabaikan / menunda makan demi pelayanan (bdk. Mark 6:31  Yoh 4:31-34).
Penerapan:
   Apakah saudara juga mau menunda makan demi persekutuan dengan saudara seiman setelah Kebaktian / Pemahaman Alkitab? Kalau saudara menganggap persekutuan itu sebagai sesuatu yang penting, maka saudara harus rela berkorban dengan menunda jam makan saudara supaya bisa bersekutu dengan sesama saudara seiman! Atau, kalau saudara mempunyai sakit maag atau takut terkena sakit maag, makanlah dahulu sebelum Kebaktian / Pemahaman Alkitab, sehingga setelah Kebaktian / Pemahaman Alkitab saudara bisa bersekutu dengan sesama saudara seiman.
·        Beban yang besar itulah yang menyebabkan ia berdoa.
Penerapan:
   Apakah saudara banyak berdoa untuk gereja saudara dan gereja-gereja yang lain? Apakah saudara berdoa untuk banyak jiwa yang belum percaya kepada Kristus? Apakah saudara terbeban atau tidak terhadap sesuatu hal, terlihat dari apakah saudara mendoa­kannya atau tidak! Makin besar beban saudara terhadap sesuatu hal, makin banyak saudara berdoa untuk hal itu. Makin kecil beban saudara terhadap hal itu, makin sedikit saudara berdoa untuk hal itu. Dan kalau saudara tak pernah berdoa sama sekali untuk hal itu, itu menandakan saudara sama sekali tidak punya beban untuk hal itu!
b)   Doa untuk mendapatkan jodoh yang sesuai dengan kehendak Tuhan adalah sesuatu yang sangat penting!
   Bukan hanya hamba ini yang berdoa untuk hal itu, tetapi Ishakpun berdoa untuk hal itu. Dalam 24:63 dikatakan bahwa Ishak ‘sedang keluar untuk berja­lan-jalan di padang’. Tetapi ini adalah terjemahan yang salah!
KJV / RSV / NIV / NASB: ‘to meditate (= bermeditasi).
   Bermeditasi pasti mencakup berdoa! Pasti Ishakpun saat itu berdoa supaya hamba itu bisa mendapatkan jodoh baginya yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Penerapan:
  Bagi saudara yang belum menikah, pernahkah saudara berdoa supaya saudara mendapatkan jodoh yang sesuai kehendak Tuhan? Dan bagi saudara yang sudah berkeluarga, pernahkah saudara berdoa supaya anak-anak saudara mendapatkan jodoh yang sesuai kehendak Tuhan? Kalau saudara tak pernah berdoa tentang hal ini, jangan menyalahkan Tuhan kalau suatu saat saudara / anak-anak saudara mendapatkan jodoh yang brengsek, yang membuat hidup saudara / anak-anak saudara menjadi seperti neraka!
c)   Dalam doanya, ia meminta supaya Tuhan memberi tanda sebagai berikut: biar­lah gadis yang Tuhan kehendaki untuk menjadi jodoh Ishak mau memberi minum unta-untanya sekalipun ia hanya minta minum untuk dirinya sendiri.
   Ini menunjukkan kepercayaannya bahwa segala sesuatu, termasuk gadis itu, ada dalam tangan Tuhan dan Tuhan bisa mengarahkannya sesuai dengan keinginanNya!
d)   Ia bukan minta tanda secara sembarangan.
Dalam permintaan tanda ini sebe­tulnya terselip persyaratan tertentu tentang gadis itu, karena gadis yang mau memberi minum unta-untanya, pasti adalah orang yang:
·        ramah, baik hati dan suka menolong.
·        rajin dan sehat secara jasmani.
   Ingat bahwa unta adalah binatang padang pasir yang tahan haus karena ia mempunyai ‘tangki air’. Tetapi ini juga menyebabkan kalau unta itu mendapatkan kesempatan minum, ia akan minum banyak sekali, sekaligus untuk mengisi ‘tangki air’nya. Dan hamba Abraham itu membawa 10 ekor unta (24:10)!
   Kalau gadis itu bukan orang yang rajin bekerja, pasti ia tak akan mau memberi minum unta-unta itu, dan kalau ia bukan gadis yang sehat, ia tidak akan kuat memberi minum unta-unta itu.
·        benar (bdk. Amsal 12:10 - ‘orang benar memperhatikan hidup hewannya’).
·        rendah hati.
   Kalau ia bukan gadis yang rendah hati, pasti ia tidak akan mau melakukan pelayanan yang rendah seperti itu untuk seorang yang asing baginya.
III) Jawaban doa.
1)   Tanda yang ia minta terjadi dengan tepat (24:15-22).
a)   Di sini Allah menjawab doanya dengan memberikan tanda persis seperti yang ia minta. Tetapi Allah yang berdaulat dan maha­kuasa itu bisa saja menjawabnya dengan memberikan tanda yang lain, tetapi memberinya keyakinan bahwa itulah gadis yang Ia kehendaki
b)   Allah sudah menjawab doa itu sebelum doa itu selesai dinaikkan (24:15  bdk. Yes 65:24  Daniel 9:20-23  Mat 6:8).
   Kalau sebelum doa itu selesai dinaikkan Allah sudah menjawab­nya dengan memunculkan Ribka, maka pasti sebelum hamba itu berdoa, Allah sudah mempersiapkan jawaban doanya dengan menga­tur sehingga Ribka meninggalkan rumahnya dan pergi ke sumur itu! Allah memang sudah mempersiapkan segala yang kita butuh­kan sebelum kita menyadarinya dan memintanya!
   
Penerapan:

   Kalau saudara sering / selalu bingung / kuatir tentang kebutuhan saudara, maka renungkanlah bagian ini, dan percayalah bahwa sebelum saudara memikirkan / mendoakan kebutuhan saudara itu, Allah sudah tahu dan sudah mempersiapkan kebutuhan saudara itu dan Ia pasti akan memberikannya pada waktu yang tepat!

2)   Ia diberitahu tentang asal usul / keluarga Ribka (24:24).
   Ini menyebabkan hamba itu sangat senang, karena:
·        Ternyata Ribka memang termasuk sanak saudara Abraham, seperti yang diinginkan oleh Abraham (24:4).
·        Ribka tidak diturunkan dari gundik Nahor, tetapi dari istri Nahor (bdk. Kej 22:20-24).
   Ini menyebabkan ia betul-betul yakin bahwa Ribka adalah gadis yang Tuhan kehendaki untuk menjadi istri Ishak, dan karena itulah ia menyembah dan bersyukur kepada Tuhan (24:26-27).
   Ini lagi-lagi merupakan sesuatu yang harus kita tiru dari hamba ini. Ada banyak orang kristen yang hanya pandai meminta dari Tuhan, tetapi pada waktu Tuhan mengabulkan doanya mereka tidak bersyukur / memuji Tuhan! Bdk. Luk 17:11-19.
3)   Ia pergi ke rumah Ribka / keluarga Ribka, dan ia disambut dengan baik (24:28-33).
   Dari cerita selanjutnya tentang Yakub dan Laban dalam Kej 29-31, terlihat bahwa Laban (kakak Ribka) adalah orang yang tamak. Sangat besar kemungkinannya bahwa Laban menyambut hamba ini dengan baik, karena ketamakan Laban akan harta yang ditunjukkan oleh hamba itu (24:29-30 - ‘sesudah dilihatnya anting-anting dan gelang ...’).
    Jangan meniru sikap Laban yang tamak ini! Ada banyak orang, yang kristen sekalipun, yang langsung bersikap ramah kalau putrinya didatangi oleh seorang pemuda yang kaya. Dan ada banyak gadis yang langsung bersikap ramah kalau didekati oleh pemuda yang kaya. Saya bisa pastikan bahwa orang kristen yang seperti ini pasti akan bersikap berbeda dibandingkan kalau yang mendekatinya / putrinya bukanlah seorang pemuda kaya tetapi seorang mahasiswa Theologia atau seorang pendeta, dsb...
   Dari bagian ini ada satu hal yang bisa kita dapatkan, yaitu bahwa Allah yang maha kuasa dan berdaulat itu bisa menggunakan dosa sekalipun dan menguasainya dan mengaturnya untuk melaksana­kan rencanaNya! Dan disini Ia menggunakan ketamakan Laban se­hingga pernikahan Ishak dengan Ribka terlaksana!
4)   Ia menceritakan tentang Abraham, Ishak, dan pimpinan Tuhan yang ia dapatkan (24:34-49). Intinya ia menceritakan bahwa:
·        Abraham adalah orang yang rohani, dan diberkati Tuhan sehingga menjadi kaya.
·        Ishak adalah satu-satunya anak / ahli waris Abraham.
·        karena pimpinan Tuhanlah maka ia mendapatkan Ribka.
Dan ia lalu meminta jawaban mereka atas lamarannya (24:49).
5)   Ribka dan keluarganya menerima lamaran itu (24:50-61).
·        Mereka mempercayai cerita hamba itu bahwa Tuhan memang menghen­daki Ribka menjadi istri Abraham (24:50-51).
Tetapi awas! Jangan saudara sembarangan percaya kalau seseorang berkata kepada saudara bahwa Tuhan menghendaki dia untuk menikahi saudara! Bisa saja ia adalah seorang penipu!
·        Baik Ribka maupun keluarganya tidak ‘jual mahal’ (24:50,51,58).
   Saudara memang tidak perlu ‘jual murah’, tetapi bagaimanapun jangan jual mahal dengan bersikap munafik / dusta!
6)   Pertemuan dan pernikahan Ishak dengan Ribka (24:62-67).
·        Turunnya Ribka dari untanya dan pengenaan telekung / cadar (24:64-65) menunjukkan kesopanan / etika dan sikap hormat dari Ribka terhadap calon suaminya.
·        Akhirnya Ishak menikah dengan Ribka.
Kesimpulan / penutup:
1)   Hamba itu sukses dalam tugasnya. Tetapi ia tetap tidak sombong, dan ia menganggap kesuksesan itu datang dari Tuhan, sehingga ia menyembah dan bersyukur kepada Tuhan (24:21,26-27).
   Kalau saudara sukses, ingatlah bahwa saudara hanya bisa sukses karena berkat dari Tuhan. Bandingkan dengan Maz 127:1 yang berbunyi: “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga”.
2)   Kalau kita mau hidup sesuai kehendak Tuhan sekalipun hal itu sukar (baik dalam perjodohan maupun hal-hal lain), dan kita melakukannya dengan banyak berdoa dan meminta pimpinan Tuhan, maka Tuhan pasti akan memberkati usaha kita itu sehingga kita akan berhasil!
   Maukah saudara melakukannya?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

IBADAH MEMASUKI RUMAH BARU

LYRIC LAGU (2)

WAKTU TUHAN PASTI YANG TERBAIK.