2. TUJUAN ALLAH UNTUK KELUARGA.

 






Pendahuluan: @ 1-Welcome. @2- Judul.

   @3-Setidaknya ada 8 Tujuan Pernikahan dan keluarga.

1.  PERNIKAHAN & KELUARGA MEMBERI PERSEKUTUAN (Kej.2:20-23).

   Allah menciptakan Adam dan menempatkannya di sebuah tempat yang sempurna.  Dia memiliki sebuah taman yang indah untuk dikelola. Dia bisa berbicara kepada Allah kapan saja.
   Namun tidak ada manusia lainnya.  Allah berkata dalam Kejadian 2:18 “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja”. 

   @4-MANUSIA MEMBUTUHKAN PERSEKUTUAN.   

  Kita perlu berbicara dengan manusia lainnya, membagikan pikiran dan perasaan kita. 
  Kita perlu merasa diterima dan dikasihi—untuk memberi kepada orang lain dan menerima dari mereka. 

  @5- Persekutuan seperti inilah yang membuat kita merasa LENGKAP dan BERHARGA.

   @6- Mengapa Allah menunggu untuk menciptakan perempuan?.
   Kadangkala kita tidak memahami betapa pentingnya sesuatu itu sampai kita melakukan tanpanya.  

   Mungkin Allah ingin mengajar laki-laki itu bahwa dia membutuhkan perempuan. 
   Maka laki2 itu akan memahami nilainya yang luar biasa.
   Pada saat Allah membawa perempuan itu kepada Adam, dia telah siap untuk menerimanya dengan sukacita.

  @7- ILUSTRASI :
   Pada suatu kali ada istri seseorang meninggal dunia.  Saat itu sang suami  baru mengerti NILAI  yang besar dari persekutuan dengan istrinya.    

  @8--Di pagi hari, dia membuat sarapannya sendiri dalam keheningan.    @9--Dia mengendarai mobil ke tempat khusus di mana dia dan istrinya dahulu senang makan dan berbicara, tetapi dia kesepian. 
 @10--Di sore hari, dia masuk ke rumah untuk berbagi santapan, dan menceritakan pikirannya tentang hari itu.
   Namun dia ingat bahwa dia sendirian.  

  @11- Dia  rindu mendengar suaranya, merasakan kehadirannya, dan menceritakan pikiran-pikirannya bersamanya. Tetapi hanya ada KEHENINGAN.
   @12--Adam mengenali sesuatu dari dirinya di dalam istrinya.
   “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku”.(Kejadian 2:23). 
   Dia dapat mengasihinya seperti dia mengasihi dirinya sendiri. Dia berharga baginya. (Comment: Karena istri- itu adalah merupakan tulang rusuk dari suami sendiri)--S/I --Tetaplah setia sampai akhir hayat kita/tetap menjaga persekutuan. Agar cinta mula2 tetap dipertahankan.

@13-2.  PERNIKAHAN DAN  KELUARGA MEMBERIKAN PERTOLONGAN.

   Mari kita baca selanjutnya dalam Kejadian 2:18 :””Tuhan Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia”.
   Allah menjadikan Hawa untuk menolong Adam.  Seorang penolong bukanlah orang yang lebih rendah.

   @14--Perjanjian Lama memakai kata Ibrani untuk penolong sebanyak 21 kali. Kata itu dipakai 2x untuk perempuan. Tetapi digunakan 15 kali untuk menggambarkan Allah sebagai Penolong umat-Nya.
   Mazmur 115:9-11 mengulangi 3 kali, “Percayalah kepada Tuhan!—Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka.”
   Allah tentu tidak berada di bawah mereka yang Dia tolong.

   @15-- Perempuan, meskipun disebut “penolong”, tidak bernilai lebih rendah ketimbang laki-laki.  Laki-laki dan perempuan sederajad nilainya dihadapan Allah.

   @16- Sebuah perkataan bijak kuno mengatakan bahwa : Jika Allah menghendaki perempuan memerintah atas laki-laki, Dia akan menciptakannya dari kepala Adam.   

  @17--Sebaliknya, jika Allah menghendaki perempuan menjadi seorang budak, Dia akan menciptakannya dari kaki Adam. 
  @18--Tetapi Allah menciptakannya dari sebuah tulang rusuk laki-laki karena Dia menghendakinya menjadi seorang penolong yang setara dengannya. (Comment: Jangan ada suami yang memperlakukan isteri sebagai pembantu).

@19--3.  PERNIKAHAN & KEL. MENGHASILKAN ANAK2.

   Allah merencanakan pernikahan untuk menciptakan anak-anak. (Comment: Namun meskipun belum dikaruniakan anak, suami/isteri tetap komit mempertahankan janji pernikahannya kepada Allah).
 Allah memberi perintah kepada Adam dan Hawa, “Beranakcuculah dan bertambah banyak” (Kej.1:28).  Allah bisa saja memilih banyak cara agar anak-anak dilahirkan.
   Namun Allah memutuskan bahwa anak-anak membutuhkan seorang ibu dan seorang ayah.  Dia membuat bayi-bayi bergantung kepada orang-tua mereka. Rencana Tuhan ialah mengikat seorang bayi kepada suami dan istri yang saling mengasihi dan mengasihi anak mereka.  

  Anak itu bisa mendapatkan perhatian yang layak, dan bertumbuh dengan aman menjadi seorang dewasa.  Lalu, anak yang dewasa itu dapat menemukan seorang pasangan hidup dan menghasilkan lebih banyak anak.  Bumi terus memiliki manusia sekarang. Sekalipun sebagian orang dewasa meninggal tiap hari, anak-anak baru terus lahir.

 @20- 4. PERNIKAHAN & KELUARGA MEMENUHI KEBUTUHAN FISIK DAN MENTAL.

Kebutuhan Fisik:
   Ketika suami dan istri bekerja bersama, mereka menghasilkan tempat perlindungan, makanan, pakaian, perhatian, dan perlindungan bagi keluarga.  Pandanglah sekeliling kepada mereka yang tidak menjadi bagian sebuah keluarga.
   Yatim piatu menderita.  Para janda mungkin kekurangan seseorang untuk memperhatikan mereka.  Jika Anda berasal dari keluarga yang baik, ingatlah berkat-berkat-Nya.  Berhentilah sejenak dan renungkan segala berkat fisik yang Anda miliki karena Anda menjadi bagian dari sebuah keluarga.

@21--Kebutuhan Mental:

   Sebuah keluarga merencanakan keperluan-keperluan pendidikan para anggotanya. Tidak semua anggota keluarga menerima pendidikan yang sama. Tetapi sering kali, apa pun bentuk pendidikannya datang karena keluarga.

  @22--5. PERNIKAHAN DAN KELUARGA MEMENUHI KEBUTUHAN EMOSI.
   Semua orang memiliki pergumulan dalam musim-musim sulit kehidupan. 
   Hal-hal tidak selalu berjalan seperti yang direncanakan.  Penyakit mendatangi setiap keluarga.  Kita membutuhkan tempat untuk mendapatkan perhatian, stabilitas, dan rasa aman.  Alkitab mengajar kita bahwa, “Dalam takut akan Tuhan ada ketentraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya”. (Ams.14:26).

@23-- Keluarga kita perlu merasa bahwa keluarga merupakan tempat untuk mendapatkan perlindungan dan rasa aman.  Allah menciptakan keluarga untuk memberi pertolongan selama tekanan-tekanan finansial, ujian-ujian emosi, dan keputusan-keputusan moral. 
   Ada banyak pergumulan dalam hidup. Tetapi ada 3 pergumulan umum yakni: Perubahan, kekecewaan, dan penolakan (kritikan).

@24--1.  PERUBAHAN ialah pergumulan.

   Banyak orang menyukai hal-hal yang membuat mereka tetap sama.  Tetapi seluruh hidup meliputi perubahan.
   Kita bertumbuh, sakit, mendapat teman, dan kehilangan teman hingga kematian.  Kita mengubah pekerjaan dan lokasi.
   Sebagai orang-tua, kita melewati berbagai musim kehidupan bersama anak-anak kita.  Kita berada bersama mereka semenjak bayi hingga menjadi dewasa.
   Banyak orang berubah dari status lajang menjadi menikah, menjadi orang-tua, menjadi paruh baya, menjadi lanjut, dan mungkin menjadi janda atau duda.

 @25--Keluarga kita perlu menjadi suatu kelompok yang bisa kita SANDARI—apapun musim kehidupan yang sedang kita jalani.
   Ketika perubahan-perubahan hidup datang, keluarga perlu melindungi dan mendukung para anggotanya.
  @26--2.  KEKECEWAAN DAN KEGAGALAN menyebabkan banyak pergumulan.

   Pada saat menjadi dewasa, kita perlu memahami bahwa kita tidak dapat selalu MENANG dalam kehidupan.
   Kita KECEWA manakala kita tidak mendapatkan pekerjaan yang kita inginkan; pada saat kita sangat buruk di sekolah; ketika kita tidak dipilih untuk sebuah tim; atau saat bisnis kita gagal.  Banyak hal tidak selalu terjadi seperti yang kita kehendaki.  Kita dapat menanggung kekecewaan besar dalam kehidupan ini pada saat kita memiliki keluarga yang mendoakan dan menguatkan kita untuk terus berusaha. 
  @27--Alkitab mengatakan: “Berdua lebih baik daripada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka...Tali tiga lembar tak mudah diputuskan” (Pkh 4:9,12).
 @28---Para anggota keluarga perlu saling mendoakan dan menguatkan ketika seorang anggota keluarganya mengalami kekecewaan atau kegagalan.
  @29--3.  PENOLAKAN DAN KRITIKAN merupakan ujian yang biasa.
   Penolakan dan kritikan bisa menjadi pergumulan yang sulit dalam hidup. 
   Tidak seorangpun senang ditolak, diejek, dipermalukan, atau dikritik.  Sebagian penolakan yang tersulit datang kepada anak-anak.
   Memiliki keluarga di mana kita merasakan perlindungan, akan menolong kita melewati “badai penolakan”.
   Dalam keluarga, kita belajar bagaimana kita hidup bersama, saling mengampuni, dan saling menguatkan.
  @30--Mengapa PERCERAIAN begitu menyakitkan?.  Jawabannya ialah: Karena keluarga yang dimaksudkan menjadi tempat penerimaan dan kasih---menjadi tempat penolakan dan perpecahan.  Keluarga yang hancur seperti ATAP YANG HANCUR—atap itu tidak melindungi dengan baik dari badai.
  @31--6. PERNIKAHAN DAN KELUARGA-- MEMAMPUKAN PARA ANGGOTA KELUARGA UNTUK BELAJAR BAGAIMANA HIDUP.
   Keluarga merupakan pusat pembelajaran.  Kita mempelajari keterampilan-keterampilan DASAR untuk kehidupan di dalam keluarga : àbagaimana berjalan, berbicara, makan, bekerja, beristirahat, bermain, berhubungan dengan orang lain, beribadah, dan membuat keputusan.
   Daud menulis, “Semoga anak-anak lelaki kita seperti tanam-tanaman yang tumbuh menjadi besar pada waktu mudanya; dan anak-anak perempuan kita seperti tiang-tiang penjuru, yang dipahat untuk bangunan istana!” (Mzm.144:12).
  @32-- Alkitab sering membandingkan keluarga dengan sebuah kebun yang sedang bertumbuh atau sebuah tiang penyanggah.
   Anak-anak memiliki kesempatan yang unik untuk bertumbuh dan menjadi kuat sebelum meninggalkan rumah.
   Paulus menulis, “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan”(Ef.6:4).
   Pelatihan dan pembelajaran harus ada dalam setiap keluarga.
   @33--Orang-tua melatih anak-anak mereka tentang karakter, nilai-nilai moral, dan hubungan dengan Allah dan orang lain (Horizontal dan Vertikal). Anak-anak laki-laki menjadi seperti ayah mereka.
   Anak-anak perempuan menjadi seperti ibu mereka. 
   Anak-anak belajar bagaimana berhubungan dengan pasangan hidup masa depan dengan mengamati orang-tua mereka saling berhubungan. 
   Keluarga merupakan ruang kelas di mana anak-anak belajar dengan mengamati teladan anggota lainnya (Kita akan mempelajarinya dalam pasal 9-10).
   @34--Di dalam keluarga, orang-tua dapat belajar sebanyak anak-anak. 
   Seorang Ayah perlu belajar untuk mengasihi dan menjalin hubungan yang baik dengan istri dan anak-anaknya. Belajar untuk menjadi lemah lembut, toleran, baik, rendah hati, dan sopan dengan anggota-anggota keluarganya.
   Seorang istri seharusnya belajar cara terbaik untuk merespons, berbicara kepada, dan menyenangkan suaminya.
   Orang-tua perlu belajar bagaimana mengajar, memperhatikan, dan menjadi teladan bagi anak-anak mereka. 
   Ketika anak-anak menjadi remaja, orang-tua perlu belajar keterampilan-keterampilan baru untuk mengasihi, mendengar, memimpin, berkomunikasi, menasihati, dan berelasi.
 @35--7. PERNIKAHAN DAN KELUARGA MEMBERI SUATU TEMPAT UNTUK BELAJAR MELAYANI ALLAH.
   Dasar Alkitab untuk sukacita dalam keluarga ada dalam Kis.16:34: “Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah”.
   Berjalan bersama Allah merupakan hal terpenting dalam hidup.  Ketika seluruh keluarga Anda mengenal dan mengasihi Tuhan, keluarga akan dipenuhi dengan sukacita dan kesatuan. 
   Pada saat Anda melihat anak-anak Anda duduk di gereja, beribadah atau mendengarkan Firman, bersukacitalah!,  Keluarga yang berdoa bersama, akan selalu bersatu.
   @36--Mungkin Anda tidak pernah menganggap keluarga Anda sebagai suatu TEAM PELAYANAN.
   Melayani Tuhan bersama sebagai sebuah keluarga akan menghasilkan sukacita dan mempersatukan keluarga Anda seumur hidup.
   Dalam 1 Kor.16:15 “ Ada suatu permintaan lagi kepadamu, saudara-saudara.  Kamu tahu, bahwa Stefanus dan keluarganya adalah orang-orang yang pertama-tama bertobat, dan bahwa mereka telah mengabdikan diri kepada pelayanan orang-orang kudus”.
   Keluarga Stefanus melayani orang-orang kudus.  Mereka semua melayani Tuhan.
   @37--Keluarga Anda dapat melakukan hal yang sama melalui keramahtamahan dalam keluarga Anda, membantu di gereja, melayani orang miskin, serta memberikan waktu dan uang untuk memberkati orang lain. 
   Keluarga Anda dapat menjadi saksi kepada tetangga Anda.
 
  @38--8. PERNIKAHAN DAN KELUARGA memberi suatu tempat untuk belajar menjadi BAHAGIA.
   Keluarga merupakan tempat di mana orang bisa santai dan saling menerima. 
   Dalam sebuah keluarga, kita memiliki mereka yang dapat menghibur kita atas kesalahan dan masa-masa sulit.
   Keluarga menjadi tempat di mana kita bisa beristirahat, tertawa, menyingkir dari tekanan, dan menikmati hidup.
   Namun, hal-hal baik ini  terlalu sering hilang dari keluarga.
  @39-- Alkitab memerintahkan kepada para suami untuk : “Nikmatilah hidup dengan isteri”.(Pkh.9:9).
   Ayat ini dalam versi Good News Bible mengatakan: “Berbahagialah dengan istrimu dan temukan sukacitamu bersama gadis yang kamu nikahi.”
   Allah menghendaki agar suami dan istri saling menikmati dalam pernikahan.
   Allah ingin agar orang-tua dan anak-anak saling menikmati dan belajar bagaimana cara bersantai dan tertawa.
   Dia juga menghendaki agar semua anggota keluarga belajar bagaimana menerima perbedaan satu sama lain.
   @40--Ilustrasi:
   Tentang kuasa kasih untuk menjadikan keluarga suatu tempat yang menyenangkan.
  *Ada seorang pria muda dengan sebuah tanda lahir yang besar di wajahnya.  Tanda merah membentang dari kelopak mata sampai bibirnya, dan turun ke leher hingga dadanya.
   Ketika ditanyai bagaimana ia mengatasi tanda itu?. Dia menjawab dengan cara yang mengagumkan: “Oh, itu karena ayah saya. Ayah saya memberitahu saya sejak saya masih sangat kecil: “Nak, itulah tempat dimana di mana seorang malaikat menciummu, dan dia menandaimu hanya untukku.  Kamu sangat istimewa, dan kapanpun kita berada dalam sekelompok orang, saya tahu yang mana anakku.  Kamulah anakku”.
   @41--Keluarga merupakan tempat terbaik bagi seorang anak untuk belajar menerima diri sendiri dan orang lain. Dan keluarga menjadi tempat terbaik di mana seorang anak dapat belajar kapan untuk tertawa, apa yang perlu disendaguraukan, dan bagaimana menikmati orang lain.  Ingatlah bahwa Alkitab berkata, “Hati yang gembira adalah obat yang manjur”(Amsal 17:22).
   Orang tua harus mengasihi anak-anak mereka dan menyadari bahwa mereka merupakan pemberian Allah.
    Maz 127:3-5“Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka daripada Tuhan, dan buah kandungan adalah suatu upah. Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikanlah anak-anak pada masa muda. Berbahagilah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang”.

Kesimpulan:

   @42. Tujuan Allah dalam pernikahan dan keluarga ialah : Untuk memberkati manusia yang telah Dia ciptakan. 
   Keluarga memberikan tempat untuk kasih, pemeliharaan, dan perhatian.
   Rencana Allah ialah agar semua orang di dunia menjadi anggota sebuah keluarga.      
   Keluarga merupakan salah satu pemberian pertama Allah untuk setiap anak.
   Kejadian 1:31 mengatakan, “Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.”
   @43--Ketika melihat tujuan Allah yang penuh kemurahan hati dalam menciptakan keluarga, kita juga dapat berkata, “Sungguh amat baik”.
   Dalam pelajaran ini, kita telah belajar tentang keluarga ideal: seorang suami dan isteri dengan anak-anak.
   Tidak ada keluarga yang sempurna, tetapi keluarga apa pun dapat bermanfaat.
   Allah mengundang setiap keluarga untuk bertumbuh dalam anugerah—seperti anugerah yang Allah berikan kepada kita ketika kita mempelajari pelajaran ini.  Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IBADAH MEMASUKI RUMAH BARU

LYRIC LAGU (2)

WAKTU TUHAN PASTI YANG TERBAIK.