MENJADIKAN RUMAH SBG ISTANA AGAR BETAH DAN NYAMAN TINGGAL DI DALAMNYA.
Pendahuluan:
Di setiap daerah, praktek pemberkatan rumah berbeda-beda menurut
kebiasaan dan keinginan setiap keluarga.
Sebagian keluarga boleh meminta berkat bilamana mereka membeli/membangun
rumah mereka yang pertama.
Yang lain lagi memohon pemberkatan rumah bilamana mereka pindah ke rumah
yang berbeda.
Tujuan pemberkatan rumah, secara khusus,
mengasingkan bangunan itu untuk 2 tujuan:
1. Mengasingkan
bangunan rumah menjadi tempat untuk memelihara kasih, persatuan dan pertumbuhan
kerohanian keluarga yang tinggal di dalamnya.
2. Agar
yang tinggal di rumah (yang menempati rumah) boleh menjadi saksi kepada
tetangga akan terang kasih Yesus Kristus yang menyelamatkan).
Pembahasan:
Sdr2ku yang kekasih,…Saya senang menyampaikan topik pembicaraan dalam
Acara Pemberkatan Rumah ini dengan judul: MENJADIKAN RUMAH SEBAGAI
ISTANA AGAR BETAH DAN NYAMAN TINGGAL DI DALAMNYA.
Tentu kebanyakan kita akan setuju dengan ungkapan: “Rumahku adalah
istanaku”.
Ketika seseorang mengadakan perjalanan entah keluar negeri atau keluar
kota, ada yang bertanya: “Pak, gimana jalannya?. senang nggak?.
Dengan tersenyum orang itu selalu menjawab: Ya, senang, namanya juga
jalan-jalan. Tapi,..lebih enak di rumah sendiri, walau kecil tapi bebas mau
melakukan apa pun yang benar yang kita suka.
Memang benar saudara2ku,…berapapun lamanya kita tinggal di luar
negeri/diluar kota, tinggal di hotel atau di rumah anak, toh akhirnya tetap
kembali dan merasa lebih nyaman tinggal di rumah sendiri.
Di masa Pandemi, banyak diantara kita stay at home (khusus lansia) dan
tidak bisa keluar rumah dengan bebas seperti sekarang ini. Oleh karena itu, “Sudahkah kita menjadikan
rumah kita sebagai “ISTANA” yang membuat kita merasa kerasan/betah dan nyaman
tinggal di rumah?.
Kalau sekarang saya bertanya (Kepada salah seorang anak dari
keluarga)…Dimanakah rumahmu?. Mungkin jawaban adalah di Kemang Pratama….bukan
di …lagi. Ini adalah rumah kamu sekarang!
Apakah definisi dari RUMAH?.
Home- agak sedikit abstrak karena dia tidak
menunjuk kepada sebuah tempat spesifik.
Kalau bisa kita simpulkan, Home berhubungan dengan Family. House
berhubungan dengan property.
Rumah ini menjadi sangat penting karena dia adalah sarana pemersatu
setelah seharian berinteraksi dengan orang luar.
Ketika rumah menjadi tempat yang nyaman dan aman, kita akan mencari
perlindungan dengan pulang ke rumah (I am going home).
Kalau kita lelah, kita kembali ke rumah. Kalau kita cape, kita ingin
kembali ke rumah (Makanya—kalau ada orang malas ke rumah biasanya karena ada
masalah di rumahnya).
Pada saat ini, kita melihat sebuah HOUSE, sebuah bangunan.
Tetapi yang paling penting bagaimana House ini menjadi Home untuk kita.
Bukan hanya buat orang yang tinggal disini, tetapi juga buat mereka yang datang,
bagaimana rumah ini bisa memberikan kehangatan, bisa memberikan makanan bagi
mereka yang kelaparan.
Kita bisa membeli property apa saja, tetapi rumah yang baik harus selalu
berdasar kepada kasih Tuhan. Kita bisa saja cape menghias rumah dengan segala
jenis furniture—tapi kalau Tuhan tidak ada didalamnya, kita tidak punya damai
dan ketenangan.
Sdr2ku,…Semua pasti mengerti bahwa yang membuat rumah kita menjadi seperti
“istana”, itu bukannya perkara seberapa megahnya rumah kita, dan
mewahnya barang2/perabot yang ada didalamnya tetapi sesungguhnya yang
terpenting adalah adakah damai di dalam rumah kita.
Dalam hal ini, KEDAMAIAN ADALAH SESUATU YANG GRATIS, tetapi perlu usaha
untuk mewujudkannya.
Apakah usaha yang telah kita lakukan untuk menghasilkan damai di dalam
rumah kita?.
Mari kita buka Alkitab kita dalam Lukas 10:1-9 (saya tidak
bacakan), tapi ini tentang Tuhan Yesus yang menunjuk 70 murid yang lain, lalu
mengutus mereka berdua-dua mendahuluinya ke setiap kota dan tempat yang hendak
dikunjungi-Nya.
Salah satu pesan kepada mereka terdapat
dalam ayat 5-6: “Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah
lebih dahulu : Damai Sejahtera bagi rumah ini”.
Dan jikalau disitu ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka
salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali
kepadamu.”—(Tentu bagi yang mau menerima—The disciple was not to proclaim the
message of peace to anyone who was not willing to receive it. Neither the
messenger nor the message was to be forced
upon anyone –tidak boleh dipaksakan kepada siapapun.)
Sdr2ku,…Meskipun kata2 ini merupakan perintah Kristus kepada murid2-Nya,
tetapi syukur kepada Allah, sebab Tuhan Yesus adalah SANG GURU yang baik, Dialah
yang menawarkan Damai Sejahtera itu dan Dia adalah sang Raja Damai. Bila kita mau menerima pekabaran damai
sejahtera ini, maka Dia akan hadir dalam rumah/dalam hati kita setiap
pribadi.
Semoga, semua ini dapat menginspirasi kita semua agar kita pun mau
selalu mengundang Yesus untuk tinggal di dalam rumah dan hati kita supaya damai
sejahtera itu boleh menjadi milik kita.
Hal ini perlu, supaya rumah kita sungguh dapat menjadi “ISTANA” bagi
kita dan seluruh keluarga kita dimana ada damai sejahtera di dalamnya.
KONKLUSI:
Dan berdasarkan kata DAMAI, ada 5 tips atau hal yang kiranya perlu kita lakukan supaya kita layak menerima Damai Sejahtera dari Allah, yaitu:
1. D
= “DOA”,--Sungguh hanya di dalam doa, hati kita akan merasa tenang.
2. A
=”AMIN”, yang artinya kita mau selalu percaya bahwa doa yang kita panjatkan
akan terkabul.
3. M
=”MAAF”, Sebab dengan mengampuni dan diampuni, hati kita pun akan terlepas dari
beban yang selama ini membelenggu kita.
4. A
– “ASA”, atau tidak mudah putus asa, karena didalam pengharapan akan Tuhan
tidak ada lagi kekuatiran dan rasa takut. Sebab kita tahu, ada tangan Tuhan
yang senantiasa menopang kita.
5. I
–“IMAN”, dalam hal ini beriman tidak hanya cukup dengan kata-kata, tetapi juga
lewat perbuatan kasih.
Kiranya kedamaian dan ketenangan selalu
datang di dalam rumah tangga kita masing-masing. Kedamaian adalah sesuatu yang
gratis, tetapi perlu usaha didalam doa yang tekun untuk mewujudkannya. Dengan
demikian rumah kita akan bisa menjadi seperti istana, dimana kita sebagai
penghuninya betah/kerasan tinggal di dalamnya.
A M I N.
Segala puji hanya bagiMu Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Pada saat ini Tuhan, kami mengucap syukur dimana kami berkumpul di tempat ini dalam acara pemberkatan rumah yg menjadi kediaman hamba-Mu Pdt.Rudianto Pasaribu.
Kami mengungkapkan rasa terimakasih dimana Tuhan sudah membimbing dan memberikan tuntunanMu buat keluarga hambaMu ini sehingga boleh menjadi pendeta yg melayani di jemaat-Mu K.P.
Biarlah keluarga ini tetap terus mengandalkan Tuhan, dalam melayani umatMu. Berkati terus keluarga ini Tuhan, berikan roh saling mencintai dan mengasihi di antara mereka.
Biarlah cinta kasih mereka bisa menjadi contoh dan teladan yang baik buat kami semua.
Buat anak2 yang sudah Tuhan karuniakan kiranya Tuhan berkati juga ( Andrew, Ellis, dan Vey). Dalam masa pendidikan mereka, berikan selalu kesuksesan agar kelak bisa berguna buat orang tua, keluarga, negara terlebih kepada Tuhan.
Berikan kesehatan selalu dalam setiap aktifitas keluarga ini juga Tuhan, agar kemuliaan Tuhan semakin di tinggikan.
Buat keluarga lainnya yang tidak kami sebutkan satu persatu kiranya Tuhan berkati juga. Buat kami juga yang sudah berkumpul di tempat ini Tuhan berkati, biarlah setiap hati kami selalu rindu untuk bersekutu dan beribadah kepadaMu.
Buat Rumah:...
Kiranya kel.hambamu ini dijauhkan dari hal2 buruk
apalagi jika bangunan sdh lama tdk ditinggali.
(Doa berkat......)
Di dalam nama Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kami yang hidup, kami telah berdoa dan mengucap syukur, Haleluya Amin.
TAMBAHAN : RUMAH ADALAH SEGALA-GALANYA :
(Kesimpulan dari sebuah puisi)
a.
Bila
Kristus adalah FONDASI Rumah Tangga kita—Tidak hanya berarti: agar tahan
gempa, banjir.
b. Bila DI PAGARI
oleh 10 Hukum Allah—Tidak hanya bangunan yang dipagari oleh dinding 4 segi.
c.
Kalau
kita membuka PINTU hati kita untuk leluasa dimasuki oleh Kristus—Bukan
sekedar bangunan yang berpintu dimana anggota keluarga masuk dan keluar dengan
leluasa.
d. Bila kita
membuka JENDELA hati kita bagi kehadiran Roh Kudus—bukan sekedar
bangunan yang berjendela dan berfentilasi dimana udara dengan leluasa masuk dan
keluar.
e.
Kalau
kita ATAPI diri kita dengan Firman Tuhan –bukanlah bangunan yang sekedar
dilindungi oleh atap agar penghuninya terlindung dari panas, dingin, embun dan
hujan
Ada 2 hal yang tidak dapat kita hindari dalam
hidup ini:
1. Rumah adalah
kebutuhan primer kita, entah apapun bentuknya, ukurannya dan terbuat dari apa
pun.
2. Rumah apapun di
dunia ini, yang terbuat dari emas seperti istana raja2 sekalipun, satu saat
akan hancur. Baik itu termakan usia atau pun di hanguskan oleh api, dihanyutkan
oleh banjir/Tsunami, digenangi oleh lumpur (sep.Sidoarjo) atau dihancurkan oleh
bom (karena perang), dsb….
Namun ada yang bersifat kekal, yaitu:
Yesaya 65:21, 22
“Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga…. Ay.22 “Mereka tidak
akan mendirikan sesuatu, supaya orang lain mendiaminya…
Undang Tuhan dalam rumah ini, jadikanlah
rumah ini sebagai tempat memuji Tuhan.
Semoga Tuhan memberkati rumah ini dan juga segala isinya. Amin.
TAMBAHAN:
1. Make God the
Foundation : Yes.28:16.
2. Make God the
Builder : Maz.127:1.
3. Make God the
Watcher: Maz.127:1
4. Make God the
Uniting Force : 1 Kor.12:12.
5. Make God Our
Dwelling Place : Maz.90:1-2.
Komentar
Posting Komentar