BAGAIMANA TUHAN MENYELAMATKAN KITA?(PASSD 4-III-2023)


 Ayat hapalan:

  “Tetapi Allah yang kaya dengan Rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan2 kita—oleh kasih karunia kamu diselamatkan.” (Efesus 2:4,5).

 Bagaimana cara Tuhan menyelamatkan kita?

 (BSG:)- Pada tanggal 14 Oktober 1987, Jessica McClure yang berusia delapan belas bulan sedang bermain di halaman belakang bibinya ketika dia jatuh setinggi 22 dua kaki (6,7m)--ke dalam sumur yang sudah ditinggalkan/tidak digunakan lagi. Penderitaannya menarik media dari seluruh dunia ke Midland, Texas. Penonton sedunia menyaksikan "Baby Jessica" tidur, menangis, bernyanyi, dan memanggil ibunya. Mereka menyaksikan para pekerja darurat menyalurkan udara segar ke dalam sumur.

   Akhirnya, lima puluh delapan jam setelah Jessica jatuh, penonton di seluruh dunia menyaksikan Jessica dilepaskan dari dalam sumur berukuran delapan inci yang telah menjebaknya selama lebih dari dua hari. Foto fotografer pemenang Hadiah Pulitzer dari fotografer Scott Shaw mengabadikan momen tersebut: tali penyelamat membagi dua wajah khawatir para penyelamat diantara wajah2 penyelamat yg khawatir sementara melihat bayi Jessica yang diikat dengan per ban.

   Tidak ada yang lebih mencekam seperti kisah penyelamatan yang baik, ---dan Paulus, dalam Efesus 2:1–10, memberi kita pandangan dari dekat dan pribadi tentang misi penyelamatan yang paling agung sepanjang masa—usaha Allah untuk menebus umat manusia .

2.   Pelajaran ini berfokus pada  rencana penyelamatan Allah dalam Efesus 2:1-10.

3.  Efesus 2:1-10 menceritakan rencana keselamatan dalam tiga bagian yang berbeda: diringkas dalam Efesus 2:5 sebagai berikut:

   [BSG:]

(1) “Kita telah mati karena pelanggaran kita”;

(2) Allah “menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus”;

(3) “oleh kasih karunia [Allah] kamu telah diselamatkan” (ESV).

   [BSG:] Pelajaran … ini menekankan tiga tema besar dari Efesus 2:1–10 yang menggambarkan proses dinamis dari keselamatan pribadi:

1. Apa arti mati dalam dosa? Apa sifat dari kehidupan yang berdosa?

2. Apa artinya dibangkitkan bersama Kristus untuk hidup baru di dalam Dia?

3. Apa artinya diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman?—Panduan Pelajaran Alkitab Sekolah Sabat Guru Dewasa* 52.

Minggu: PERNAH MATI DAN DITIPU OLEH IBLIS

(Once Dead and Deceived by Satan)

4. Apa artinya mati dalam dosa? Apa sifat dari kehidupan yang berdosa?

   Dalam Efesus 1, Paulus menyoroti rencana keselamatan Allah yang menyeluruh didalam Kristus pada tingkat Universal.

   Dalam Efesus 2, Paulus menjelaskan lebih rinci cara Allah bekerja dalam keselamatan kita dalam tingkat individu.

( Paulus menceritakan kisah pertobatan mereka secara rinci.)

   Setelah manusia meninggalkan Taman Eden, manusia memasuki kondisi yang disebut Paulus: “mati karena pelanggaran2 dan dosa-dosa” (Efesus 2:1).—di dominasi oleh Iblis (Efesus 2:2). Pernah terpisah dari Allah, Sumber Kehidupan.  

     Paulus memperkenalkan 2 kekuatan eksternal yang mendominasi mereka:

1). “Jalan dunia ini” –Ef.2:2)—Kebiasaan dan perilaku yang salah dalam masyarakat membentuk kehidupan manusia menjadi pemberontakan melawan Tuhan.

 2).Manusia mati dalam dosanya, dikuasai  oleh kuasa internal (kecendrungan berdosa) maupun kuasa eksternal (Iblis dan dunia).

   Dalam kondisi ini manusia tidak bisa berharap untuk hidup bersama Allah—mereka adalah “anak2 murka”(Efesus 2:3).

   Satu2nya harapan bagi kita: dibangkitkan, naek/diangkat, dan dimuliakan bersama Kristus(Ef.2:6,7).

   Itulah alasannya Paulus menekankan bahwa kita diselamatkan “oleh kasih karunia”(Ef.2:5,8), karena kita tidak dapat melakukan semuanya itu oleh diri kita.

   Baca lagi: Efesus 2:1-3.

5. Jadi, apa artinya “mati karena pelanggaran2 dan dosa2”?

I). “mati karena pelanggaran2  dan dosa2”, menunjuk pada kematian literal. Dosa pada dasarnya bertentangan dengan (antithetical to God and life) Allah dan kehidupan.

2). “mati dalam pelanggaran2 dan dosa”, adalah kondisi rohani dan moral.(Kekacauan moral  dan juga pemberontakan moral melawan Allah.

6. Jadi, berapa banyak yang termasuk dalam kondisi dosa ini?

[BSG:] Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Paulus mengilustrasikan kondisi tersesat ini dengan kiasan berjalan di “jalan dunia ini”/mengikuti jalan dunia ini-- (Ef. 2:2), memenuhi keinginan, hidup didalam hawa nafsu daging. (Efesus 2:3).

   Dengan demikian, yang tidak diperbarui mencapai titik di mana mereka "menyebut kejahatan itu baik, dan kebaikan itu jahat" dan menggantikan "kegelapan dengan terang, dan terang dengan kegelapan" (Yes. 5:20). Keadaan ini tidak hanya menimbulkan kekacauan moral tetapi juga pemberontakan moral terhadap Allah.―Panduan Pelajaran Alkitab Sekolah Sabat Guru Dewasa* 54.

 

Senin: PERNAH TERTIPU/diperdaya OLEH KEINGINAN KITA SENDIRI (Once Deluded by Our Desires)

 

7. Keinginan2 yang penuh dosa ini adalah semua hal yang dilakukan orang Efesus sebagai ibadah di kuil Artemis/Diana.

   Di Efesus kuno, kuil megah Artemis/Diana dianggap sebagai tempat suci.

  Jadi, bahkan ritual kesuburan yang melibatkan segala jenis amoralitas seksual dianggap mempromosikan ”agama”.

  Baca Efesus 2:1-3

BSG: Ketiga dan akibatnya, “Mati karena pelanggaran dan dosa”, menunjukkan bahwa kita samasekali tidak mampu mengatasi tarikan gravitasi lubang hitam dosa.  Ketidakmapuan ini terjadi karena dosa telah menjadi kuasa pengendali yang meresap dalam diri kita,---menjadi “hukum lain yang berperang” didalam dan melawan kita (Roma 7:23). Sifat alami kita terpengaruh, sakit dengan cara yang tidak dapat diperbaiki, sampai menjadi “tubuh maut”(Roma 7:24).

8. Setelah membaca semua pernyataan ini, seseorang mungkin benar-benar tertekan atau putus asa/discouraged.

9. Bagaimana mungkin orang seperti itu diangkat oleh Tuhan untuk masuk surga? Harus jelas bahwa ini adalah perintah yang mustahil untuk kita capai sendiri.

   [BSG:] Tapi kita tidak bisa membangkitkan (resurrect), naik (ascend), dan meninggikan diri kita sendiri (exalt ourselves).   

   Untuk alasan ini, Paulus menekankan bahwa kita diselamatkan “oleh kasih karunia” (Ef. 2:5, 8). Itu sepenuhnya karya, inisiatif, kasih, kemurahan, dan kuasa Allah (Ef. 2:4).

   Bagi Paulus, pekerjaan ini adalah dasar Injil.

   Namun, Paulus segera menambahkan bahwa kita diselamatkan “melalui iman” (Ef. 2:8). Sementara keselamatan kita, secara keseluruhan, adalah karya Allah, Allah tidak menyelamatkan kita bertentangan dengan kehendak kita.

   Mereka yang diselamatkan tidak akan naik ke surga atau dimuliakan ke tempat-tempat surgawi melalui tindakan takdir ilahi. (By a divine act of predestination).

   Sebaliknya, keselamatan Allah bekerja dalam diri kita ketika kita menjalankan iman—yaitu, ketika kita menerima keselamatan Allah, mengizinkan kuasa Allah untuk membangkitkan kita, meninggikan hidup kita, dan memberdayakan kita untuk hidup di dalam Kristus Yesus.

   Baca Efesus 2:4-5.

   [EGW:] Tidak mungkin bagi kita, dari diri kita sendiri, untuk melarikan diri dari lubang dosa di mana kita tenggelam.

   Hati kita jahat, dan kita tidak bisa mengubahnya. “Siapakah yang dapat mendatangkan sesuatu yang tahir dari yang najis? Tidak ada satupun.”

   “Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah,karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.” Ayub 14:4; Roma 8:7.

   Pendidikan, budaya, pelaksanaan kemauan/the exercise of the will, usaha manusia, semuanya memiliki lingkup yang tepat, tetapi di sini mereka tidak berdaya.

   Itu mungkin menghasilkan perilaku yang benar secara lahiriah, tetapi itu tidak dapat mengubah hati; itu tidak dapat menyucikan mata air kehidupan.

   Harus ada kuasa yang bekerja dari dalam, hidup baru dari atas, sebelum manusia dapat diubah dari dosa kepada kekudusan.  

   Kuasa itu adalah Kristus. Rahmat-Nya saja dapat menghidupkan kemampuan jiwa yang mati, dan menariknya kepada Allah, kepada kekudusan.—Ellen G. White, Steps to Christ* 18.1.

   [EGW:] Tidaklah cukup untuk memahami kasih sayang Allah , untuk melihat kebajikan, kelembutan kebapakan, dari karakter-Nya. Tidaklah cukup hanya melihat hikmat dan keadilan hukum-Nya, melihat bahwa hukum itu didasarkan pada prinsip kasih yang abadi. Rasul Paulus melihat semua ini ketika dia berseru, “Aku menyetujui bahwa hukum itu baik.” “Hukum itu suci, dan perintah itu suci, adil, dan baik.”

   Tetapi dia menambahkan, dalam kepahitan dari penderitaan jiwa dan keputusasaannya, "tetapi saya bersifat daging/duniawi, terjual di bawah kuasa dosa." Roma 7:16, 12, 14.

   Ia mendambakan kesucian, kebenaran, yang tidak dapat ia capai dalam dirinya sendiri, dan berseru, “Aku, manusia celaka! siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” Roma 7:24.  

   Begitulah seruan yang naik dari hati yang terbebani di semua negeri dan di segala usia. Untuk semuanya, hanya ada satu jawaban, “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” Yohanes 1:29.—Ellen G. White, Steps to Christ* 19.1.

10. Paulus mencerminkan gagasan yang sama ketika dia mengatakan seperti yang dirujuk di atas oleh Ellen White:

 Baca Roma 7:16,12,14.

11. Kuasa apakah yang dapat mengubah seseorang dalam keadaan demikian untuk mengangkatnya/pria dan wanita, hidup di hadirat Tuhan?

   [BSG:] Apa artinya dibangkitkan bersama Kristus kepada hidup baru di dalam Dia?―Panduan Pelajaran Alkitab Sekolah Sabat Guru Dewasa* 52.

   [BSG:] Ungkapan “pada dasarnya anak-anak yang murka” juga menunjuk pada kenyataan menakutkan lainnya. Sementara masih menjadi pembawa gambar Allah, kita telah memahami bahwa ada sesuatu yang sangat serba salah dalam diri kita. Menjalani kehidupan Kristen, karenanya, bukan hanya soal mengalahkan satu atau dua kebiasaan buruk atau mengatasi "pelanggaran dan dosa" apa pun (Ef. 2:1) yang saat ini mengancam. Kita tidak hanya bergumul dengan dosa tetapi dengan dosa. 

   Kita condong ke arah pemberontakan melawan Tuhan dan menuju kehancuran diri. Perilaku berdosa, mengikuti perintah Setan (Ef. 2:2) dan bawaan kita sendiri, keinginan berdosa (Ef. 2:3). 

   Orang-orang percaya dulunya adalah “pada dasarnya anak-anak yang dimurkai.”

Baca: Kolose 2:13; Roma 5:17, 6:23, 7:23-24.

 

   [BSG:] Karena alasan inilah Paulus mencatat bahwa hanya “kebangkitan” yang dapat menyelamatkan kita dari “mati dalam dosa” (Ef. 2:5, 6). Tetapi Paulus tidak berbicara tentang kebangkitan yang mirip dengan kebangkitan burung phoenix dalam mitos kuno, seekor burung yang memiliki kekuatan regenerasi intrinsik. Kematian kita dalam dosa dan karena dosa bersifat definitif dan tidak dapat diubah. Kita tidak memiliki kekuatan intrinsik untuk bangkit kembali.

  

   Hanya Tuhan, yang menciptakan kita, yang dapat menciptakan kembali atau membangkitkan kita. Bagi Paulus, kebangkitan bukanlah regenerasi “sederhana” dari jaringan biologis kita sehingga kita dapat hidup beberapa dekade lagi dalam kondisi dosa yang sama.

   Sebaliknya, gagasan Paulus tentang kebangkitan adalah pelarian total dari kuasa dunia yang merusak dan dari dominasi dosa.

   Keyakinan Paulus akan kebangkitan merupakan jenis atau kualitas hidup yang lain—hidup yang kekal (Rm. 6:23).

   Kuasa pembaharuan yang unik ini diwujudkan dalam kebangkitan Kristus dari antara orang mati (Ef. 1:20) dan kemudian diberikan kepada kita dalam arti bahwa Allah mengundang kita untuk mengambil bagian, melalui Roh, dalam kebangkitan Kristus (Ef. 2:5 , 6).

   Dalam Suratnya kepada Jemaat di Roma, Paulus menjelaskan bahwa karena dosa adalah kekuatan yang menyebar luas di dalam diri kita, kematian kita tidak terhindarkan.

   Tetapi karena kasih karunia Allah, kita tidak perlu mati dalam dosa, tetapi untuk berbuat dosa. 

   Kristus mati menggantikan kita untuk dosa kita. Sekarang, di dalam Kristus kita mati, tetapi kita mati dengan Kristus bagi dosa (Roma 6:24).

   Paulus, kemudian, menyimpulkan bahwa, karena “kita telah menjadi satu dengan Dia dalam rupa kematian-Nya, kita pasti juga akan menjadi serupa dengan kebangkitan-Nya, mengetahui hal ini, bahwa manusia lama kita telah disalibkan dengan Dia, agar kita tubuh dosa dapat disingkirkan, sehingga kita tidak lagi menjadi budak dosa; karena orang yang telah mati dibebaskan dari dosa” (Rm. 6:5–7).

(Efesus 1:3, 3:10, 6:12).

 

12. Kontroversi besar/The GC itu nyata. Malaikat sudah tahu bagaimana ini akan berakhir, dan kita juga tahu. Ini adalah perang terbesar yang pernah terjadi. Ini melibatkan seluruh alam semesta. Kita tidak boleh meremehkan keterampilan Iblis. Dengan bangkit dari kubur dan tampil dalam tubuh baka-Nya, Yesus Kristus telah membuktikan bahwa Allah dapat melakukan itu; Tuhan dapat melakukan hal yang sama bahkan untuk orang berdosa yang bertobat!

   [BSG:] Apa artinya diselamatkan [disembuhkan] oleh kasih karunia melalui iman?—

  [BSG:] Ketika Paulus berkata bahwa kita diselamatkan [disembuhkan] “oleh kasih karunia . . . melalui iman” (Ef. 2:8), dia tidak mengatakan kita diselamatkan [disembuhkan] hanya oleh kasih karunia atau hanya oleh iman.

   Keduanya selalu bekerja sama dalam keselamatan [atau penyembuhan]. 

   Namun, mereka memiliki urutan operasi berurutan yang penting. Dalam Injil, bukanlah iman yang menghasilkan kasih karunia.

   Iman bukanlah energi batin kita yang memberi kita hidup dan kekuatan, yang mengangkat kita kepada Tuhan, yang mengubah watak Tuhan terhadap kita, atau yang menghasilkan keselamatan.     Sebaliknya, bagi Paulus iman terjadi atau lahir dan bekerja di dalam diri kita ketika Allah menawarkan kepada kita kasih karunia-Nya (Rm. 10:17).

   Kasih karunia menghasilkan iman. Iman adalah penerimaan kita akan kasih karunia Allah yang dinyatakan kepada kita.— [Iman berarti mendekat kepada Allah/moving closer to God; dosa berarti memisahkan diri dari Allah. (Lihat Roma 14:23.)]

  Baca Roma 10:17—  IMAN….

[BSG:] Pemahaman ini memiliki setidaknya dua implikasi besar.    

   Pertama, iman bukanlah, dan tidak bisa, berjasa. Kenyataannya/faktanya, bahkan iman adalah anugerah dari Tuhan, karena Tuhan menawarkan kepada kita semua kemungkinan untuk menerima anugerah-Nya.

   Kasih karunia dan iman adalah karunia Allah (Ef. 2:8).

   Untuk alasan ini, Paulus menekankan bahwa perbuatan kita tidak berperan dalam menghasilkan keselamatan kita (Ef. 2:9).   

   Sebaliknya, kita, sebagai orang yang diselamatkan, adalah “buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk pekerjaan baik” (Ef. 2:10, NASB).

   Oleh karena itu, perbuatan baik ini bukanlah milik kita; itu tidak dihasilkan oleh kejeniusan atau kekuatan iman kita; sebaliknya, mereka “dipersiapkan [oleh Allah] sebelumnya sehingga kita dapat berjalan di dalamnya” (Ef. 2:10, NASB).

   Kedua, Paulus menggabungkan pembenaran dengan pengudusan dalam hubungan yang tak terpisahkan.

   Sementara pembenaran berarti kita mengenakan kebenaran Kristus, pengudusan berarti kita mengenakan jubah perbuatan baik Kristus dan berjalan di dalamnya.

   Ketiga, kasih karunia dan iman adalah dasar kesatuan gereja, yang merupakan salah satu tema sentral teologi Paulus tentang gereja.

   Gereja dipersatukan dalam pengalaman yang sama dalam menerima pewahyuan ilahi tentang kasih karunia dan dalam pengalaman yang sama dalam menerima dan memeluknya dalam iman, “satu iman” (Ef. 4:5).

   Dalam pengalaman ini, semua anggota gereja adalah sama.   

   Sekali lagi, gereja bukanlah masyarakat bertingkat di mana beberapa anggotanya menjadi orang Kristen yang lebih baik karena mereka menerima lebih banyak kasih karunia.

   Gereja tidak dibagi ke dalam kubu-kubu anggota yang lebih rohani atau kurang rohani, menurut tingkat iman mereka.   

   Sebaliknya, seluruh gereja didirikan di atas, dan dipersatukan di dalam, kasih karunia yang sama dan penerimaan yang sama atas kasih karunia itu dalam iman.

   Dalam Efesus 4:7, Paulus tampaknya berbicara tentang berbagai tingkatan atau jenis kasih karunia. Namun, di sini dia tidak berbicara tentang kasih karunia yang menyelamatkan tetapi tentang keragaman karunia rohani untuk membangun gereja Allah dan untuk menyelesaikan misinya.

   Juga, ketika, dalam 1 Korintus 12:9, Paulus mengatakan bahwa Roh memberikan iman kepada beberapa orang, dia mengacu pada topik yang sama tentang karunia rohani dan bukan pada iman keselamatan yang diberikan kepada semua manusia.―Penuntun Belajar Alkitab Sekolah Sabat Guru Dewasa* 55-56.

  Baca Efesus 2:6-7.

   [BSG:] Orang percaya

  (1) dibangkitkan bersama dengan Kristus/co-resurrection;

  (2) dibangkitkan bersama dengan Kristus/co-raised up (yang mungkin digunakan Paulus untuk menunjukkan partisipasi orang percaya dalam kenaikan Kristus ke surga); dan

  (3) duduk bersama dengan Kristus “di sorga,”/co-seated yang berarti bahwa orang-orang percaya berpartisipasi dalam “duduk” Kristus/in Christ’s “seating” di atas takhta kosmos.

   Mereka ditinggikan bersama Yesus.―Panduan Belajar Alkitab Sekolah Sabat Dewasa* untuk Selasa, 18 Juli.

13. Sudahkah kita memahami inti dari rencana keselamatan seperti yang digambarkan dalam Efesus 2:1-10?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IBADAH MEMASUKI RUMAH BARU

LYRIC LAGU (2)

WAKTU TUHAN PASTI YANG TERBAIK.