BAGAIMANA TUHAN MENYELAMATKAN KITA?(PASSD 4-III-2023)
“Tetapi Allah yang kaya dengan Rahmat, oleh
karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah
menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh
kesalahan2 kita—oleh kasih karunia kamu diselamatkan.” (Efesus 2:4,5).
Akhirnya, lima puluh delapan jam setelah
Jessica jatuh, penonton di seluruh dunia menyaksikan Jessica dilepaskan dari dalam
sumur berukuran delapan inci yang telah menjebaknya selama lebih dari dua hari.
Foto fotografer pemenang Hadiah Pulitzer dari fotografer Scott Shaw
mengabadikan momen tersebut: tali penyelamat membagi dua wajah khawatir para
penyelamat diantara wajah2 penyelamat yg khawatir sementara melihat bayi
Jessica yang diikat dengan per ban.
Tidak ada yang lebih mencekam seperti kisah penyelamatan yang baik, ---dan Paulus, dalam Efesus 2:1–10, memberi kita pandangan dari dekat dan pribadi tentang misi penyelamatan yang paling agung sepanjang masa—usaha Allah untuk menebus umat manusia .
2. Pelajaran ini berfokus pada rencana penyelamatan
Allah dalam Efesus 2:1-10.
3. Efesus 2:1-10
menceritakan rencana keselamatan dalam tiga bagian yang berbeda: diringkas dalam Efesus 2:5 sebagai berikut:
[BSG:]
(1) “Kita telah
mati karena pelanggaran kita”;
(2) Allah
“menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus”;
(3) “oleh kasih
karunia [Allah] kamu telah diselamatkan” (ESV).
[BSG:] Pelajaran … ini menekankan tiga tema
besar dari Efesus 2:1–10 yang menggambarkan proses dinamis dari keselamatan
pribadi:
1. Apa arti mati
dalam dosa? Apa sifat dari kehidupan yang berdosa?
2. Apa artinya
dibangkitkan bersama Kristus untuk hidup baru di dalam Dia?
3. Apa artinya
diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman?—Panduan Pelajaran Alkitab Sekolah
Sabat Guru Dewasa* 52.
Minggu: PERNAH
MATI DAN DITIPU OLEH IBLIS
(Once Dead and Deceived by Satan)
4. Apa artinya mati dalam dosa? Apa
sifat dari kehidupan yang berdosa?
Dalam Efesus 1, Paulus menyoroti rencana keselamatan Allah yang
menyeluruh didalam Kristus pada tingkat Universal.
Dalam Efesus 2, Paulus menjelaskan lebih rinci cara Allah bekerja dalam
keselamatan kita dalam tingkat individu.
( Paulus menceritakan kisah pertobatan
mereka secara rinci.)
Setelah manusia meninggalkan Taman Eden, manusia memasuki kondisi yang
disebut Paulus: “mati karena pelanggaran2 dan dosa-dosa” (Efesus 2:1).—di
dominasi oleh Iblis (Efesus 2:2). Pernah terpisah dari Allah, Sumber Kehidupan.
Paulus memperkenalkan 2 kekuatan eksternal yang mendominasi mereka:
1). “Jalan dunia ini”
–Ef.2:2)—Kebiasaan dan perilaku yang salah dalam masyarakat membentuk kehidupan
manusia menjadi pemberontakan melawan Tuhan.
2).Manusia
mati dalam dosanya, dikuasai oleh kuasa
internal (kecendrungan berdosa) maupun kuasa eksternal (Iblis dan dunia).
Dalam kondisi ini manusia tidak bisa berharap untuk hidup bersama
Allah—mereka adalah “anak2 murka”(Efesus 2:3).
Satu2nya harapan bagi kita: dibangkitkan, naek/diangkat, dan dimuliakan
bersama Kristus(Ef.2:6,7).
Itulah alasannya Paulus menekankan bahwa kita diselamatkan “oleh
kasih karunia”(Ef.2:5,8), karena kita tidak dapat melakukan semuanya itu
oleh diri kita.
Baca lagi: Efesus 2:1-3.
5. Jadi, apa artinya “mati karena
pelanggaran2 dan dosa2”?
I). “mati karena pelanggaran2 dan dosa2”, menunjuk pada kematian literal.
Dosa pada dasarnya bertentangan dengan (antithetical to God and life) Allah dan
kehidupan.
2). “mati dalam pelanggaran2 dan dosa”,
adalah kondisi rohani dan moral.(Kekacauan moral dan juga pemberontakan moral melawan Allah.
6. Jadi, berapa banyak yang termasuk
dalam kondisi dosa ini?
[BSG:] Dalam suratnya kepada jemaat di
Efesus, Paulus mengilustrasikan kondisi tersesat ini dengan kiasan berjalan di “jalan
dunia ini”/mengikuti jalan dunia ini-- (Ef. 2:2), memenuhi keinginan, hidup
didalam hawa nafsu daging. (Efesus 2:3).
Dengan demikian, yang tidak diperbarui mencapai titik di mana mereka
"menyebut kejahatan itu baik, dan kebaikan itu jahat" dan
menggantikan "kegelapan dengan terang, dan terang dengan kegelapan"
(Yes. 5:20). Keadaan ini tidak hanya menimbulkan kekacauan moral tetapi juga
pemberontakan moral terhadap Allah.―Panduan Pelajaran Alkitab Sekolah Sabat
Guru Dewasa* 54.
Senin: PERNAH TERTIPU/diperdaya OLEH
KEINGINAN KITA SENDIRI (Once Deluded by Our Desires)
7.
Keinginan2 yang penuh dosa ini adalah semua hal yang dilakukan orang Efesus
sebagai ibadah di kuil Artemis/Diana.
Di Efesus kuno, kuil megah Artemis/Diana
dianggap sebagai tempat suci.
Jadi, bahkan ritual kesuburan yang
melibatkan segala jenis amoralitas seksual dianggap mempromosikan ”agama”.
Baca Efesus 2:1-3
BSG: Ketiga dan akibatnya, “Mati
karena pelanggaran dan dosa”, menunjukkan bahwa kita samasekali tidak mampu
mengatasi tarikan gravitasi lubang hitam dosa.
Ketidakmapuan ini terjadi karena dosa telah menjadi kuasa pengendali
yang meresap dalam diri kita,---menjadi “hukum lain yang berperang” didalam dan
melawan kita (Roma 7:23). Sifat alami kita terpengaruh, sakit dengan cara yang
tidak dapat diperbaiki, sampai menjadi “tubuh maut”(Roma 7:24).
8. Setelah membaca semua pernyataan ini,
seseorang mungkin benar-benar tertekan atau putus asa/discouraged.
9. Bagaimana mungkin orang seperti itu
diangkat oleh Tuhan untuk masuk surga? Harus jelas bahwa ini adalah perintah
yang mustahil untuk kita capai sendiri.
[BSG:]
Tapi kita tidak bisa membangkitkan (resurrect), naik (ascend), dan meninggikan
diri kita sendiri (exalt ourselves).
Untuk alasan ini, Paulus menekankan bahwa kita diselamatkan “oleh kasih
karunia” (Ef. 2:5, 8). Itu sepenuhnya karya, inisiatif, kasih, kemurahan, dan
kuasa Allah (Ef. 2:4).
Bagi Paulus, pekerjaan ini adalah dasar Injil.
Namun, Paulus segera menambahkan bahwa kita diselamatkan “melalui iman”
(Ef. 2:8). Sementara keselamatan kita, secara keseluruhan, adalah karya Allah,
Allah tidak menyelamatkan kita bertentangan dengan kehendak kita.
Mereka yang diselamatkan tidak akan naik ke surga atau dimuliakan ke
tempat-tempat surgawi melalui tindakan takdir ilahi. (By a divine act of
predestination).
Sebaliknya, keselamatan Allah bekerja dalam diri kita ketika kita
menjalankan iman—yaitu, ketika kita menerima keselamatan Allah, mengizinkan
kuasa Allah untuk membangkitkan kita, meninggikan hidup kita, dan memberdayakan
kita untuk hidup di dalam Kristus Yesus.—
Baca Efesus 2:4-5.
[EGW:] Tidak mungkin bagi kita, dari diri kita sendiri, untuk
melarikan diri dari lubang dosa di mana kita tenggelam.
Hati kita jahat, dan kita tidak bisa mengubahnya. “Siapakah yang dapat
mendatangkan sesuatu yang tahir dari yang najis? Tidak ada satupun.”
“Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah,karena ia
tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.” Ayub
14:4; Roma 8:7.
Pendidikan, budaya, pelaksanaan kemauan/the exercise of the will, usaha
manusia, semuanya memiliki lingkup yang tepat, tetapi di sini mereka tidak
berdaya.
Itu mungkin menghasilkan perilaku yang benar secara lahiriah, tetapi itu tidak dapat mengubah hati; itu tidak dapat menyucikan mata air
kehidupan.
Harus ada kuasa yang bekerja dari dalam, hidup baru dari atas, sebelum
manusia dapat diubah dari dosa kepada kekudusan.
Kuasa itu adalah Kristus. Rahmat-Nya saja dapat menghidupkan kemampuan
jiwa yang mati, dan menariknya kepada Allah, kepada kekudusan.—Ellen G. White,
Steps to Christ* 18.1.
[EGW:] Tidaklah cukup untuk memahami kasih sayang Allah , untuk
melihat kebajikan, kelembutan kebapakan, dari karakter-Nya. Tidaklah cukup
hanya melihat hikmat dan keadilan hukum-Nya, melihat bahwa hukum itu didasarkan
pada prinsip kasih yang abadi. Rasul Paulus melihat semua ini ketika dia
berseru, “Aku menyetujui bahwa hukum itu baik.” “Hukum itu suci, dan perintah
itu suci, adil, dan baik.”
Tetapi dia menambahkan, dalam kepahitan dari penderitaan jiwa dan
keputusasaannya, "tetapi saya bersifat daging/duniawi, terjual di bawah kuasa
dosa." Roma 7:16, 12, 14.
Ia mendambakan kesucian, kebenaran, yang tidak dapat ia capai dalam
dirinya sendiri, dan berseru, “Aku, manusia celaka! siapakah yang akan
melepaskan aku dari tubuh maut ini?” Roma 7:24.
Begitulah seruan yang naik dari hati yang terbebani di semua negeri dan
di segala usia. Untuk semuanya, hanya ada satu jawaban, “Lihatlah Anak Domba
Allah, yang menghapus dosa dunia.” Yohanes 1:29.—Ellen G. White, Steps to
Christ* 19.1.
10. Paulus mencerminkan gagasan yang
sama ketika dia mengatakan seperti yang dirujuk di atas oleh Ellen White:
Baca Roma 7:16,12,14.
11. Kuasa apakah yang dapat mengubah
seseorang dalam keadaan demikian untuk mengangkatnya/pria dan wanita, hidup di
hadirat Tuhan?
[BSG:] Apa artinya dibangkitkan bersama Kristus kepada hidup baru
di dalam Dia?―Panduan Pelajaran Alkitab Sekolah Sabat Guru Dewasa* 52.
[BSG:] Ungkapan “pada dasarnya anak-anak yang murka” juga menunjuk pada kenyataan menakutkan lainnya. Sementara masih menjadi pembawa gambar Allah, kita telah memahami bahwa ada sesuatu yang sangat serba salah dalam diri kita. Menjalani kehidupan Kristen, karenanya, bukan hanya soal mengalahkan satu atau dua kebiasaan buruk atau mengatasi "pelanggaran dan dosa" apa pun (Ef. 2:1) yang saat ini mengancam. Kita tidak hanya bergumul dengan dosa tetapi dengan dosa.
Kita condong ke arah pemberontakan melawan Tuhan dan menuju kehancuran diri. Perilaku berdosa, mengikuti perintah Setan (Ef. 2:2) dan bawaan kita sendiri, keinginan berdosa (Ef. 2:3).
Orang-orang percaya dulunya adalah “pada dasarnya anak-anak yang
dimurkai.”
Baca: Kolose 2:13; Roma 5:17, 6:23,
7:23-24.
[BSG:] Karena alasan inilah Paulus mencatat bahwa hanya
“kebangkitan” yang dapat menyelamatkan kita dari “mati dalam dosa” (Ef. 2:5,
6). Tetapi Paulus tidak berbicara tentang kebangkitan yang mirip dengan
kebangkitan burung phoenix dalam mitos kuno, seekor burung yang memiliki
kekuatan regenerasi intrinsik. Kematian kita dalam dosa dan karena dosa
bersifat definitif dan tidak dapat diubah. Kita tidak memiliki kekuatan
intrinsik untuk bangkit kembali.
Hanya Tuhan, yang menciptakan kita, yang dapat menciptakan kembali atau
membangkitkan kita. Bagi Paulus, kebangkitan bukanlah regenerasi “sederhana”
dari jaringan biologis kita sehingga kita dapat hidup beberapa dekade lagi
dalam kondisi dosa yang sama.
Sebaliknya, gagasan Paulus tentang kebangkitan adalah pelarian total
dari kuasa dunia yang merusak dan dari dominasi dosa.
Keyakinan Paulus akan kebangkitan merupakan jenis atau kualitas hidup
yang lain—hidup yang kekal (Rm. 6:23).
Kuasa pembaharuan yang unik ini diwujudkan dalam kebangkitan Kristus
dari antara orang mati (Ef. 1:20) dan kemudian diberikan kepada kita dalam arti
bahwa Allah mengundang kita untuk mengambil bagian, melalui Roh, dalam
kebangkitan Kristus (Ef. 2:5 , 6).
Dalam Suratnya kepada Jemaat di Roma, Paulus
menjelaskan bahwa karena dosa adalah kekuatan yang menyebar luas di dalam diri
kita, kematian kita tidak terhindarkan.
Tetapi karena kasih karunia Allah, kita tidak perlu mati dalam dosa, tetapi untuk berbuat dosa.
Kristus mati menggantikan kita untuk dosa kita.
Sekarang, di dalam Kristus kita mati, tetapi kita mati dengan Kristus bagi dosa
(Roma 6:24).
Paulus, kemudian, menyimpulkan bahwa, karena “kita telah menjadi satu
dengan Dia dalam rupa kematian-Nya, kita pasti juga akan menjadi serupa dengan
kebangkitan-Nya, mengetahui hal ini, bahwa manusia lama kita telah disalibkan
dengan Dia, agar kita tubuh dosa dapat disingkirkan, sehingga kita tidak lagi
menjadi budak dosa; karena orang yang telah mati dibebaskan dari dosa” (Rm.
6:5–7).
(Efesus 1:3, 3:10, 6:12).
12. Kontroversi besar/The GC itu nyata.
Malaikat sudah tahu bagaimana ini akan berakhir, dan kita juga tahu. Ini adalah
perang terbesar yang pernah terjadi. Ini melibatkan seluruh alam semesta. Kita
tidak boleh meremehkan keterampilan Iblis. Dengan bangkit dari kubur dan tampil
dalam tubuh baka-Nya, Yesus Kristus telah membuktikan bahwa Allah dapat
melakukan itu; Tuhan dapat melakukan hal yang sama bahkan untuk orang berdosa
yang bertobat!
[BSG:] Apa artinya diselamatkan [disembuhkan] oleh kasih karunia
melalui iman?—
[BSG:]
Ketika Paulus berkata bahwa kita diselamatkan [disembuhkan] “oleh kasih karunia
. . . melalui iman” (Ef. 2:8), dia tidak mengatakan kita diselamatkan
[disembuhkan] hanya oleh kasih karunia atau hanya oleh iman.
Keduanya selalu bekerja sama dalam keselamatan [atau penyembuhan].
Namun, mereka memiliki urutan operasi berurutan yang penting. Dalam Injil,
bukanlah iman yang menghasilkan kasih karunia.
Iman bukanlah energi batin kita yang memberi kita hidup dan kekuatan,
yang mengangkat kita kepada Tuhan, yang mengubah watak Tuhan terhadap kita,
atau yang menghasilkan keselamatan. Sebaliknya, bagi Paulus iman terjadi atau
lahir dan bekerja di dalam diri kita ketika Allah menawarkan kepada kita kasih
karunia-Nya (Rm. 10:17).
Kasih karunia menghasilkan iman. Iman adalah penerimaan kita akan kasih
karunia Allah yang dinyatakan kepada kita.— [Iman berarti mendekat kepada Allah/moving closer to God;
dosa berarti memisahkan diri dari Allah. (Lihat Roma 14:23.)]
Baca Roma 10:17— IMAN….
[BSG:] Pemahaman ini memiliki
setidaknya dua implikasi besar.
Pertama, iman bukanlah, dan tidak bisa, berjasa. Kenyataannya/faktanya,
bahkan iman adalah anugerah dari Tuhan, karena Tuhan menawarkan kepada kita
semua kemungkinan untuk menerima anugerah-Nya.
Kasih karunia dan iman adalah karunia Allah (Ef. 2:8).
Untuk alasan ini, Paulus menekankan bahwa perbuatan kita tidak berperan
dalam menghasilkan keselamatan kita (Ef. 2:9).
Sebaliknya, kita, sebagai orang yang diselamatkan, adalah “buatan Allah,
diciptakan dalam Kristus Yesus untuk pekerjaan baik” (Ef. 2:10, NASB).
Oleh karena itu, perbuatan baik ini bukanlah milik kita; itu tidak
dihasilkan oleh kejeniusan atau kekuatan iman kita; sebaliknya, mereka
“dipersiapkan [oleh Allah] sebelumnya sehingga kita dapat berjalan di dalamnya”
(Ef. 2:10, NASB).
Kedua, Paulus menggabungkan pembenaran dengan pengudusan
dalam hubungan yang tak terpisahkan.
Sementara pembenaran berarti kita mengenakan kebenaran Kristus, pengudusan
berarti kita mengenakan jubah perbuatan baik Kristus dan berjalan di dalamnya.
Ketiga, kasih karunia dan iman adalah dasar kesatuan gereja, yang
merupakan salah satu tema sentral teologi Paulus tentang gereja.
Gereja dipersatukan dalam pengalaman yang sama dalam menerima pewahyuan
ilahi tentang kasih karunia dan dalam pengalaman yang sama dalam menerima dan
memeluknya dalam iman, “satu iman” (Ef. 4:5).
Dalam pengalaman ini, semua anggota gereja adalah sama.
Sekali lagi, gereja bukanlah masyarakat bertingkat di mana beberapa
anggotanya menjadi orang Kristen yang lebih baik karena mereka menerima lebih
banyak kasih karunia.
Gereja tidak dibagi ke dalam kubu-kubu anggota yang lebih rohani atau
kurang rohani, menurut tingkat iman mereka.
Sebaliknya, seluruh gereja didirikan di atas, dan dipersatukan di dalam,
kasih karunia yang sama dan penerimaan yang sama atas kasih karunia itu dalam
iman.
Dalam Efesus 4:7, Paulus tampaknya berbicara tentang berbagai tingkatan
atau jenis kasih karunia. Namun, di sini dia tidak berbicara tentang kasih
karunia yang menyelamatkan tetapi tentang keragaman karunia rohani untuk
membangun gereja Allah dan untuk menyelesaikan misinya.
Juga, ketika, dalam 1 Korintus 12:9, Paulus mengatakan bahwa Roh
memberikan iman kepada beberapa orang, dia mengacu pada topik yang sama tentang
karunia rohani dan bukan pada iman keselamatan yang diberikan kepada semua
manusia.―Penuntun Belajar Alkitab Sekolah Sabat Guru Dewasa* 55-56.
Baca
Efesus 2:6-7.
[BSG:]
Orang percaya
(1)
dibangkitkan bersama dengan Kristus/co-resurrection;
(2)
dibangkitkan bersama dengan Kristus/co-raised up (yang mungkin digunakan Paulus
untuk menunjukkan partisipasi orang percaya dalam kenaikan Kristus ke surga);
dan
(3)
duduk bersama dengan Kristus “di sorga,”/co-seated yang berarti bahwa
orang-orang percaya berpartisipasi dalam “duduk” Kristus/in Christ’s
“seating” di atas takhta kosmos.
Mereka ditinggikan bersama Yesus.―Panduan Belajar Alkitab Sekolah Sabat
Dewasa* untuk Selasa, 18 Juli.
13. Sudahkah kita memahami inti
dari rencana keselamatan seperti yang digambarkan dalam Efesus 2:1-10?
Komentar
Posting Komentar